Reporter: Khairani dan Muhammad Fathur Ammar
Suara USU, Medan. Upaya meningkatkan kesadaran dan kapasitas pers mahasiswa dalam meliput isu lingkungan digalakkan melalui pelatihan bertema “For Our Future, In Our Nature” yang berlangsung di MIS Al-Washliyah, Klumpang Kampung, Medan. Pelatihan ini diinisiasi oleh Sahabat Alam Lestari Indonesia (SALi) dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), bekerja sama dengan WALHI Sumut, Voice of Forest, dan pengurus MIS Al-Washliyah.
Muhammad Maulana Akbar, selaku Ketua Program, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mendorong pers mahasiswa agar lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan dan memiliki kemampuan jurnalistik yang bertanggung jawab serta berdampak. “Kami ingin pers mahasiswa di Kota Medan dan sekitarnya memiliki keterampilan dalam menyampaikan berita lingkungan yang akurat dan beretika, yang dapat memberikan edukasi bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ujarnya.
Menurut Maulana, berita tentang lingkungan masih jarang diminati publik, padahal dampaknya sangat luas bagi kehidupan sehari-hari, terutama di tengah perubahan iklim yang semakin nyata. Acara dimulai dengan sosialisasi pada 3 November di Degil House, yang dihadiri oleh para peserta pelatihan dari berbagai perguruan tinggi di Medan. Peserta terdiri dari 20 mahasiswa yang tergabung dalam organisasi pers kampus dan kelompok pegiat lingkungan.
Pada hari pertama pelatihan, materi tentang adaptasi terhadap perubahan iklim disampaikan oleh Fhiliya Himasari, Knowledge Management & Program Manager WALHI Sumut, yang menyoroti tantangan perubahan iklim di Sumatera Utara dan dampaknya pada kehidupan lokal. Kemudian, sesi berlanjut dengan materi tentang dasar-dasar jurnalisme lingkungan oleh Prayugo Utomo, Co-Founder Voice of Forest. Di hari kedua, Arifin Al Alamudi dari IDN Times Sumut memandu peserta dalam sesi Teknik Menulis Berita Lingkungan dan Jurnalisme Data, memberikan wawasan mendalam tentang cara mengolah data lingkungan untuk menghasilkan liputan yang mendalam dan kredibel.
Pelatihan ini menggabungkan teori dan praktik. Setelah materi disampaikan, peserta melakukan simulasi penulisan berita dan pengambilan data. Panitia juga menyisipkan kegiatan seperti penanaman pohon sebagai bentuk aksi nyata dukungan terhadap kelestarian lingkungan. Maulana berharap, selain meningkatkan keterampilan jurnalistik, pelatihan ini juga mendorong peserta untuk membangun jejaring antar pers mahasiswa. Dengan begitu, kampanye tentang lingkungan dapat menyebar lebih luas dan terdengar oleh masyarakat.
Tidak hanya berhenti pada pelatihan, SALi dan YOSL-OIC juga akan menyediakan beasiswa liputan bagi peserta terpilih yang menunjukkan kompetensi tinggi. Beasiswa ini diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi mereka untuk lebih serius mengangkat isu lingkungan sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim di wilayah Medan dan sekitarnya. Pelatihan ini juga menekankan peran pers mahasiswa sebagai agen perubahan yang dapat menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu lingkungan.
Dengan berakhirnya pelatihan, para peserta diharapkan tidak hanya sekadar memahami jurnalisme lingkungan tetapi juga mampu menghasilkan karya jurnalistik yang kreatif, akurat, dan menarik bagi publik.
Redaktur: Duwi Cahya
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.