Reporter: Duwi Cahya Aleida
Suara USU, Medan. Sebagai penerus generasi bangsa pentingnya untuk kembali membangkitkan jiwa sosial dan kemanusiaan antar sesama. Melalui kesadaran tersebut, maka terbentuklah salah satu komunitas kemanusiaan yang dikenal dengan Komunitas Tersalur Medan. Sudah kenal belum dengan komunitas ini? Kalau belum, yuk simak lebih lanjut terkait Komunitas Tersalur Medan.
Tersalur Medan merupakan komunitas non-profit yang bergerak berlandaskan kemanusiaan dalam mendukung Sustainable Developmental Goals (SDG’s). Komunitas Tersalur Medan merupakan cabang dari Tersalur pusat di Jakarta yang sudah berdiri sejak tahun 2020. Bertepatan dengan pandemi covid-19, menjadi awal terinspirasinya dibentuk komunitas Tersalur demi membantu orang-orang yang terkena efek selama pandemi. Semenjak itu, komunitas ini tetap terus berlanjut dan aktif bergerak membantu masyarakat hingga sampai di titik ini.
“Tersalur itu diibaratkan sebagai jembatan yang bisa menyalurkan dari sisi satu ke sisi lainnya. Kami bertindak sebagai jembatan antara orang-orang yang mau menolong dan orang-orang yang memerlukan pertolongan,” ujar M. Irham Syah selaku Ketua Komunitas Tersalur Kota Medan.
Terhitung sudah puluhan kegiatan sosial yang dilakukan oleh Komunitas Tersalur Medan sejak tahun 2020-2023. Contohnya seperti Gerakan Peduli (berbagi sembako ketika pandemi) dan penyaluran paket perlengakapan medis, donasi renovasi Masjid Al-Mukhlisin, SUMUT Pintar collab dengan Senyum Kecil, social trip ke Bukit Lawang, cat feeding (berkunjung ke penampungan kucing dan memberikan donasi), pelatihan membuat aksesoris di Percut, dan masih banyak lagi.
Terakhir kali komunitas ini juga berhasil mengadakan kegiatan kunjungan sekaligus berdonasi ke SLB Al-Azhar Medan pada Rabu (18/10/2023). Rangkaian acara diisi dengan belajar dan bermain bersama anak-anak disabilitas di sana. Adapun kegiatan selanjutnya yang sedang direncanakan seperti Tersalur goes to school, live instagram mengenai beasiswa di luar negeri, dan crafting membuat cangkir.
Terkait struktur keanggotaan Tersalur Medan, itu terbagi menjadi beberapa divisi dimulai dari Presidium Inti (Ketua, Wakil ketua, Bendahara dan Sekretaris), The Brain (bertugas mencari riset permasalahan yang sedang tren, mengusulkan dan merencanakan project dikemudian hari), The Body (mempersiapkan alat dan bahan, bertanggung jawab menjalankan pelaksanaan project ), The Heart (dokumentasi), dan terakhir The Soul (hubungan masyarakat Tersalur).
Anggota yang bergabung dalam komunitas ini berasal dari berbagai macam fakultas bahkan universitas. Minimal dari SMA sampai yang selesai kuliah (maksimal 25 tahun) juga bisa turut berpartisipasi dengan komunitas selama memenuhi kriteria. Jadi, tidak ada batasan tertentu untuk bergabung menjadi anggota Tersalur Medan.
Di akhir wawancara, Ketua Tersalur Medan, M. Irham Syah menyampaikan harapan terbaik untuk keberlangsungan Komunitas Tersalur kedepannya. Sebab tahun ini akan menjadi tahun terakhir bagi dirinya menjabat sebelum diteruskan oleh ketua di periode selanjutnya.
“Harapannya Tersalur Medan bisa terus berjalan dan bisa lebih baik lagi kedepannya untuk membantu orang, dengan atau pun tanpa aku karena ini juga tahun terakhir menjabat mungkin sampai 2024 pertengahan atau bisa lebih cepat. Perlu fokus untuk ujian dan kerja kan, jadi berharap dapat penerus ketua yang lebih baik dari aku, karena ketua juga menentukan segalanya,” tutup Irham.
Redaktur : Yohana Novriyanti Lumbanbatu
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.