Oleh: Anna Fauziah Pane
Suara USU, Medan. Dream Perfect Regime atau yang akrab disapa DPR ramai diperbincangkan setelah konser The Regime World Tour sukses terselenggara di Jakarta beberapa waktu lalu. DPR sendiri adalah sekelompok seniman independen yang berkecimpung dalam bidang audio visual. Salah satu membernya adalah DPR IAN.
IAN adalah musisi yang memiliki passion besar dalam bermusik. Solois Korea – Australia ini banyak terinspirasi dari “kekacauan”. Alhasil, karya yang ia ciptakan cenderung “gelap” tetapi tetap indah dan artsy. Salah satu karya tersebut adalah Ballroom Extravaganza yang dirilis pada 26 Juli 2022 lalu. Lagu ini merupakan bagian dari album debut IAN yang bertajuk Moodswing In To Other (MITO).
Tidak seperti judulnya yang terdengar seperti lagu dansa, Ballroom Extravaganza adalah lagu indie-rock. Dengan sentimen penuh imajinasi, lirik lagu ini ditulis langsung oleh DPR IAN. Menggandeng DPR REM dan DPR CREAM sebagai produser, akhirnya pada 26 Juli lagu ini dirilis bersaman dengan MITO Movie Teaser-nya melalui kanal Youtube Dream Perfect Regime.
The crowd has come to a halt
Te birds won’t sing for you anymore
Not like before
When the trees are all burning
And I know I won’t stop searching
For the moment when the world
Stopped for you
It stopped for you
Then the world came crashing down
And it’s pulling you ini now
Dibuka dengan intro unik yang berisi suara kebakaran dan hujan, lagu ini sudah cukup menyita atensi pendengarnya. Riff gitar yang melankolis dalam lagu ini juga tidak kalah menarik perhatian. Jika dilihat dari liriknya, IAN menulis lagu ini dari sudut pandang orang kedua, seakan dirinya berbicara kepada orang lain yang bisa saja dirinya sendiri. Seperti yang disebutkan di atas bahwa IAN banyak terinspirasi dari “kekacauan” dalam menulis lagu, hal tersebut terlihat jelas pada lagu ini.
You know all the words to the play
But all I wanted was you to stay
Your time is running thin
‘Cause I’m falling through the cracks under your floor
Dunia ini berjalan dengan cepat dengan segala drama di dalamnya. Tapi satu yang ku minta, “tetaplah bertahan”. Dengan waktu yang semakin menipis, tolong tetap bertahan. “Karena aku jatuh melalui celah di bawah lataimu”. Dengan interpretasi bahwa lagu ini tentang “kehancuran”, maka lirik ini bisa diartikan sebagai pengorbanan. “Aku sudah pernah jatuh, jangan jatuh lagi, bertahanlah.”
How does it feel to be alive again?
Stop holding on with your dear breath
You’re one step closer to me
On the ballroom extravaganza
I know you won’t find me anymore
I tried to reach for you once more
But the world came crashing to the ground
Secara pribadi, bagian ini merupakan bagian favorit dari penulis. Harmoni pada pre-chorus menuju chorus terasa sangat emosional yang mejadi klimaks dari lagu ini. Lagu Ballroom Extravaganza ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kesulitan untuk berdamai dengan masalah mental saat menjalin sebuah hubungan, yang bisa berujung pada kehilangan cinta itu sendiri. Yang kemudian memunculkan pernyataan, “I know you won’t fine me anymore, I tried to reach for you once more, but the world came crashing down.”
Terlepas dari interpretasinya yang luas, Ballroom Extravaganza adalah media yang tepat untuk melepaskan semua beban, ketakutan, hingga rasa frustasi bagi pedengarnya. Lagu ini bisa menjadi pilihan untuk didengarkan ketika kepala terasa berisik dan hati terusik. Sisi emosional dari lagu ini siap memeluk jiwa yang lelah.
Redaktur: Monika Krisna Br Manalu
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.