Oleh: Muhammad Keyvin Syah
Pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara untuk bulan januari 2022. Hal ini menimbulkan tanda tanya dan desakan dari berbagai pihak. Terutama dari negara-negara pengimpor batu bara dari Indonesia seperti Jepang, Korea Selatan dan Filipina. Berdasarkan data dari BP Statistical Review of World Energy 2017, Indonesia adalah produsen batu bara nomor 5 terbesar di dunia. Pelarangan ini tentu sangat berpengaruh untuk pasokan energi listrik dunia.
Indonesia melakukan hal ini bukan tanpa alasan. PT PLN yang menjadi penyedia listrik diketahui membutuhkan batu bara karena 20 pembangkit litsrik tenaga uap (PLTU) tidak mempunyai stok batu bara. Oleh karena itu, pemerintah melarang ekspor sementara dengan adanya surat dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) nomor B- 1605/MB.05/DJB.B/2021 tertanggal 31 Desember 2021. Larangan ini berlaku dalam jangka waktu 1 Januari – 31 Januari 2022. Namun, pemerintah telah mencabutnya pada tanggal 11 januari 2022.
Batu bara sendiri adalah bahan bakar fosil yang digunakan untuk pembangkit listrik. Batu bara terbentuk akibat bahan organik yang mengendap, seperti sisa-sisa tumbuhan. Batu bara menjadi sumber energi bagi 37 % kebutuhan listrik dunia. Batu bara dipilih karena lebih murah dari pada alternatif lain. Tentu ada dampak negatif dari batu bara seperti polusi udara akibat karbon yang terkandung.
Ketergantungan dunia terhadap batu bara harus di kurangi, ini semua untuk mencapai net zero emission. Net zero emission adalah keseimbangan antara jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dan jumlah yang dikurangi dari atmosfer. Ini dilakukan untuk melindungi dunia dari perubahan iklim yang sudah di setujui di persetujuan paris pada tahun 2015. Selain tidak baik ekonomi Indonesia bergantung pada batu bara yang jumlahnya terbatas.
Alternatif lain dari batu bara seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi perlu dipertimbangkan. Mengingat jumlah titik panas bumi di Indonesia sangat banyak karena kondisi geografis yang berada di cincin api pasifik. Indonesia memiliki 40 % dari sumberdaya panas bumi dunia. Ada beberapa kesulitan untuk memanfaatkannya karena sebagian besar sumber panas bumi ini berada pada kawasan konservasi. Selain itu perlu menyiapkan anggaran untuk infrastruktur yang tidak sedikit. Namun dalam jangka panjang ini dapat menguatkan Indonesia dalam ekonomi hijau, apalagi semakin maraknya kendaraan listrik. Ada tenaga nuklir juga sebagai alternatif lain namun karena keterbatasan SDM sulit untuk membuat pembangkit listriknya.
Indonesia adalah negara besar yang mempunyai banyak Sumber daya alam. Salah satunya adalah batu bara yang masih menjadi penopang utama energi listrik dunia. Pemerintah perlu sebaik mungkin mengelola sumber daya yang ada. Listrik telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan modern. Tentu krisis batu bara ini mengkhawatirkan bagi kita. Ada banyak sumber daya lain yang dapat dikelola untuk menghasilkan listrik yang tentunya lebih ramah lingkungan dan dalam jangka panjang menguntungkan bangsa Indonesia.
Redaktur: Yulia Putri Hadi
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.