SUARA USU
Kabar Kampus

Cantik Tak Hanya Sebatas Putih Dan Rambut Lurus Makna Pesan Film Imperfect : Karier, Cinta, Dan Timbangan

Penulis : Dinda Soraya
SUARAUSU, Medan. Bagi kamu penggemar Ernest Prakasa sang komedian sekaligus penulis dan sutradara handal ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan film kelima ernest yaitu Imperfect : Karier, Cinta, dan Timbangan yang sukses menarik perhatian khalayak.


Film Imperfect ini diangkat dari buku best seller oleh Meira Anastasia yakni istri dari Ernest Prakasa, Film ini terinspirasi dari kegelisahan dan sesuatu yang membuat wanita merasa insecure, dalam film ini terlihat jelas mewakili perasaan wanita yang pernah menjadi korban body shaming, perasaan insecure kerap terjadi karena feedback yang kurang baik dari orang-orang sekitar seperti yang terjadi dengan Rara sang pemeran utama. Namun, ia beruntung memiliki Dika pacar yang humoris, selalu support, perhatian serta menyayangi Rara dengan segala kekurangan yang dimilikinya.


Di dalam film ini sosok Rara memiliki tubuh yang gempal, kulit sawo matang dengan bentuk rambut yang gersang namun iner beauty yang dimiliki Rara menutupi segala kekurangannya sehingga membuat Dika sang lelaki yang gagah, dan tampan jatuh cinta padanya.


Dika adalah pacar Rara, walaupun dia seorang photografer yang kehidupannya selalu dihiasi dengan model yang memiliki postur tubuh yang sempurna dengan wajah yang indah tetapi dia tetap memilih Rara sebagai tambatan hatinya.

“Cantik-cantik ya mereka, langsing dan putih” ungkap Rara,
“Cari yang cantik tu gampang, yang susah tu cari yang cocok, kamu udah cantik… cocok lagi” sambut Dika yang membuat Rara terpukau

Rara adalah anak pertama dari dua bersaudara, ibunya seorang model namun kecantikan ibunya tidak menurun padanya melainkan Rara lebih mirip papanya, hal ini membuat teman-teman ibunya menyayangkan penampilan Rara yang jauh berbeda dengan sang ibu, setiap kali teman-teman ibunya berkunjung kerumah, mereka selalu melontarkan ungkapan-ungkapan yang mencemoh Rara

“Rara.. kamu kayaknya gendutan ya?”
“Bubur lagi ya? Raa.. ingat lemak, tapi gak papa deh nutrisi buat ibu hamil.” Cetus teman-teman ibunya Rara

Namun, rara tidak pernah membalas perkataan jahat mereka walaupun kata-kata tersebut sangat menyayat hati. Sayangnya, ibu Rara juga selalu memaksakan kehendaknya agar Rara membatasi makanan manis dan berlemak serta rajin berolahraga, hal ini bukan tanpa alasan yang baik. Namun, Rara lebih dahulu salah paham ia mengira bahwa ibunya malu dengan keadaan dirinya dan hanya bangga dengan adiknya yang lebih cantik dan mirip dengan ibunya.

Sedari kecil Rara merasa ia selalu dikucilkan dan merasa insecure dengan postur tubuhnya dan hanya sang papa yang mengerti serta mendukung dirinya. Namun, berkat kecerdasannya, Rara dapat bekerja di sebuah Perusahaan Kosmetik bidang riset.

Suatu hari, Manajer perusahaannya mengundurkan diri sehingga Rara memiliki peluang untuk menggantikan posisi tersebut. Namun, sayangnya karena penampilan Rara yang tidak begitu menarik terlebih lagi posisi sebagai seorang manajer akan berjumpa dengan banyak orang yang tentu saja akan membuatnya kesulitan karena untuk menjadi seorang manajer ia dituntut tidak hanya sekedar cerdas namun penampilan juga diutamakan.

Meskipun begitu, Rara tetap menginginkan posisi tersebut, seketika Rara merasa sangat optimis dan berusaha untuk berubah menjadi wanita yang lebih sempurna untuk mendapatkan posisi tersebut. Diakhir kisah Rara mendapatkan segala hal yang belum pernah ia dapat namun tanpa dia sadari ia juga kehilangan beberapa hal yang sudah dimilikinya yaitu menjadi diri sendiri dan cinta sejati.

Mempermalukan tubuh orang lain atau bodyshaming kerap terjadi di sekitar kita walaupun hanya sekedar “ kok sekarang kamu jerawatan?” atau “kok rambut kamu ada ubannya?” dan masih banyak lagi, mungkin memang terlihat sepele atau malah niatnya hanya bercanda namun perasaan orang siapa yang tahu, bukan tidak mungkin teman kita yang tadinya percaya diri dengan penampilannya menjadi insecure karena perkataan kita.

Jangan begitu sering membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, cobalah untuk lebih banyak bersyukur dengan segala hal yang telah dimiliki, dan jangan biasakan diri kita untuk mengomentari fisik orang lain agar reuni atau kumpul sahabat tidak menjadi canggung dan membosankan.

Redaktur Tulisan : Putri Narsila

Related posts

Harapan dan Tantangan PEMA FISIP USU di Nakhoda Baru Mahogra – Rayner

redaksi

Rasa Penasaran Mahasiswa Pertukaran Saat Mengunjungi Museum Arca Medan (Museum Negeri Sumatera Utara)

redaksi

Dies Natalis ke-22 Tahun Fakultas Psikologi USU  

redaksi