Reporter : Novia Kirana
Suara USU, Medan. Delegasi Forum Studi Ilmiah Islam (Fosil) Fakultas Hukum USU kembali menorehkan prestasi dalam lomba karya tulis ilmiah nasional “Fasih Law Fair: FLF 2022 The Colorful Festival Of Law” yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah di Tulunggagung, Jawa Timur yang diadakan pada (04/06) di Auditorium UIN SATU. Delegasi tersebut beranggotakan 3 Mahasiswa Fakultas Hukum USU, yaitu Nabil Abduh Aqil (FH’19), Jessica Armeis (FH’20), dan Asri Verauli H F Tampubolon (FH’21), delegasi ini berhasil raih juara 3 dalam LKTI yang bertemakan “Diskursus Pemindahan Ibukota Negara dalam Berbagai Perspektif Hukum.”
Untuk rangkaian perlombaan, diawali dengan pendaftaran online dengan mengirimkan karya tulis ilmiah secara daring, yang mana pada saat pengiriman KTI secara daring diikuti oleh 30 tim delegasi dari berbagai universitas yang ada di Indonesia. Proses selanjutnya itu para tim delegasi disaring hingga menjadi 10 tim, dan dinyatakan lolos untuk tahap presentasi yang dilakukan secara langsung, pada (03/06), di Tulungagungg, Jawa Timur.
Berbuah hasil yang manis dan tidak mengkhianati proses, tim delegasi Fosil FH USU dengan judul karya tulis ilmiah mereka “Urgensi Perlindungan Hak atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Ibukota Negara” berhasil menyabet juara 3 dalam LKTI Fasih Law Fair.
“Pastinya kemenangan kami kali ini gak bakal lepas dari doa orangtua, seluruh anggota FOSIL, dan dosen pembimbing yang selalu siap berkontribusi besar dalam latihan kami menjelang lomba. Selain itu, kunci dari kemenangan kami adalah kebersamaan, mampu memahami dan back-up satu sama lain anggota tim cukup untuk membuat kami percaya diri. Apalagi lomba yang dilaksanakan berada di luar Pulau Sumatera, rasa berjuang untuk membawa piala ke Medan juga lebih besar,” tutur Jessica Armeis menjelaskan faktor kemenangan tim mereka.
Bagi mereka semua hal mendasar tentang pelaksanaan LKTI ini sangat melekat di memori mereka masing-masing, dengan perspektif yang berbeda pula. Untuk Asri sendiri lomba KTI kali ini sama saja seperti LKTI pada umumnya, “sebenarnya semua hal mendasar tentang pelaksanaan LKTI ini sangat melekat di ingatan. Mulai dari awal kami beradu argument dalam menentukan judul yang kami tetapkan dan akan kami bawa sebagai tim delegasi, sampai meyakinkan kembali diri masing-masing, setelah mengetahui bahwa tim kami berhasil masuk ke tahap berikutnya, yaitu presentasi secara langsung”.
Dalam LKTI ini, kesan tersendiri bagi delegasi Fosil FH USU kali ini adalah pada saat tahap presentasi, dimana para delegasi dihadapkan langsung dengan dewan juri yang memiliki perbedaan cara pandang dalam menanggapi presentasi para tim delegasi. “Terlebih kami melakukan presentasi ini diluar Sumatera, yang dapat kita tarik kesimpulan ada beragam culture yang berbeda dengan Medan, jadi benar-benar membawa kesannya tersendiri,” tambah Asri Verauli H F Tampubolon.
Bukan melulu berbicara tentang perjuangan, tim delegasi ini juga menjelaskan bagaimana cara menulis respon intelektual yang baik dalam pondasi menulis sebuah karya tulis ilmiah. Bagi Nabil sendiri, seorang penulis khususnya dari latar belakang hukum, memang sudah standard dan wajarnya dituntut untuk dapat mengkritisi sebuah peristiwa dari berbagai sudut pandang hukum.
“Kebetulan tema yang dibawakan kali ini tentang ‘Diskursus Pemindahan Ibukota Negara dalam Berbagai Perspektif Hukum’, hal pertama yang harus dimiliki dalam menulis sebuah karya ilmiah yaitu peka terhadap isu-isu yang berkembang. Bukan hanya Law in Books tapi juga Law in Action agar menemukan permasalahan-permasalahan mendasar serta dapat memberikan solusi implementatif yang rasional, untuk dapat diterapkan,” jelas Nabil Abduh Aqil.
Usaha yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula, itulah yang dapat disimpulkan dari perjuangan mereka kali ini. Menurut Jessica Armeis sendiri, pesan yang dapat diberikan kepada para delegasi LKTI selanjutnya yang mungkin akan melanjutkan perjuangan mereka membanggakan Universitas Sumatera Utara adalah mempersiapkan dan memperdalam materi dengan sebaik-baiknya.
“Harus perdalam materi itu pondasinya, dengan hal update berita dan regulasi, serta jangan berhenti untuk terus latihan dengan tim,” tutup Jessica.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.