SUARA USU
Film

Hidup Terisolasi di Tengah Lautan, Jermal Ajarkan Pentingnya Komunikasi dan Kemauan untuk Berubah

Oleh : Muhammad Keyvin Syah

Suara USU, Medan. Jermal merupakan sebuah film bergenre fiksi karya Ravi bharwani, Rayya Makarim, dan Orlow Seunke. Berlokasi di tengah laut 6 mil dari Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai, Provinsi Sumatera utara Jermal pernah diputar di Busan International Festival (Oktober 2008) dan 30 festival lainnya di lebih dari 22 negara. Film ini dirilis di indonesia pada tahun 2009.

Jermal sebenarnya adalah rumah kayu di tengah lautan yang juga berfungsi sebagai tempat menjaring ikan. Lokasi shooting film Jermal hanya di rumah kayu tersebut namun alur cerita yang menarik membuat penonton tidak bosan.

Kehidupan yang terisolasi di laut dan hubungan antara orang yang hidup disana menjadi daya tarik film Jermal ini. Selain itu, film ini unik karena minimnya dialog dan komunikasi dilakukan secara non-verbal.

Film ini mengangkat isu anak dibawah umur yang dipekerjakan dan alur ceritanya rapi dan tidak terburu-buru. Jaya, si pemeran utama dari Jermal merupakan seorang anak laki-laki yang mencari ayahnya ditengah lautan. Ia harus beradaptasi dengan kerasnya kehidupan di tengah lautan. Jaya diperankan oleh Iqbal Manurung dan ayahnya Bernama Johar diperankan Didi Petet. Hubungan antara kedua karakter yang sulit saling memahami karena komunikasi yang buruk menjadi bumbu utama film ini.

Aktor pendukungnya sebagian besar adalah anak-anak yang putus sekolah dan menjalani hidupnya di jermal yang jauh dari rumah mereka. Ada juga seorang kapten kapal yang bisu dan ibu Jaya pun hanya diperlihatkan melalui foto. Karakter-karakter itu mempunyai masalahnya masing-masing namun tidak tau harus berbuat apa. Namun kedatangan jaya membuat jermal lebih hidup karena konflik yang muncul.

Film ini berdurasi 92 menit ini mengajarkan akan pentingnya komunikasi dan kemauan untuk mulai berubah kearah yang lebih baik. Sebuah film yang sangat dekat dengan isu sosial terkhususnya di daerah pantai timur sumatera.

Redaktur : Valeshia Trevana


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Related posts

Umma: Horor Tentang Masa Lalu

redaksi

Melihat Kisah Cinta Terakhir Dilan Lewat Film, Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995

redaksi

Antara Kesetiaan dan Kehilangan : Menafsirkan “Not Friends” Sebagai Kisah Persahabatan yang Mengharukan

redaksi