Oleh: Josya Silitonga / Anggi Nadeak
Suara USU, Medan. Seminar yang bertajuk “Visiting Professor: Paradigma Etnosains dan Kontribusinya untuk Pembangunan serta Kebijakan Budaya untuk Pengembangan Komunitas dan Kontribusi Antropolog” adalah seminar yang diadakan oleh Prodi Antropologi Sosial dengan mengundang dua profesor pembicara, yakni Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto asal UI, serta Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra M.A.,M.PHIL. asal UGM. Seminar tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor (WR) 1 USU, Dekan FISIP USU, Ketua dan Sekretaris program studi Antropologi Sosial, serta para dosen Prodi Antropologi Sosial.
Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Jumat, (27/10), secara langsung di Teater FISIP USU, serta secara daring melalui Zoom. Kegiatan tersebut berjalan dalam 2 sesi yakni pukul 08.00 WIB yang diisi dengan penjelasan materi dari Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra M.A.,M.PHIL, mengenai Etnosains dan Paradigma Etnosains, serta pukul 14.00 WIB yang dipandu oleh Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto mengenai Kebijakan Budaya dalam Hal Pengembangan Komunitas serta Kontribusi Antropolog. Adapun kegiatan tersebut hanya terbuka untuk mahasiswa/I Prodi Antropologi Sosial.
Pada sesi pertama diawali dengan kata sambutan dari WR 1 USU, Dekan FISIP USU, serta dosen-dosen Antropologi. Kemudian, dilanjut dengan pemaparan materi dan sesi tanya-jawab dari mahasiswa serta dosen yang berhadir, lalu ditutup dengan pemberian cendera mata berupa plakat serta buku karangan dosen Antropologi Sosial USU, yakni Drs. Agustrisno, M.Sp.
Sesi kedua berjalan tidak jauh berbeda, hanya saja diawali dengan pertunjukan menyanyi lagu daerah Batak Toba serta Batak Simalungun yang dibawakan oleh mahasiswa Antropologi Sosial angkatan 2021, yakni Boy Efrando dan Raja Bayak.
“Program visiting ini bertemakan tentang Etnosains, di mana etnosains ini sendiri belum diajarkan lebih dalam di Prodi Antropologi Sosial di USU ini. Jadi, pendapat saya tehadap program ini akan membawa dan memberikan wawasan baru dan menggambarkan bagaimana perkembangan dari ilmu antropologi itu sendiri jika dipahami dengan etnosains-nya. Hal itu akan membantu kami sebagai mahasiswa Antropologi dalam menimba ilmu ke depannya. Juga, narasumber dalam program ini bisa dikatakan sangat baik karena berasal dari PT yang top di Indonesia, dan juga dengan adanya program ini akan menjembatani ilmu antara pengajar/dosen Antropologi baik dari USU, UGM, dan UI beserta kami mahasiswa Antropologi USU,” ujar Azyumardi Azra sebagai salah satu mahasiswa Antropologi Sosial.
Viki Adriansyah selaku salah satu panitia menjelaskan pengalamannya, “Kalau dari kami mahasiswa sebenarnya enggak terlibat banyak dalam acara. Kami hanya membantu teknis di lapangan, dasar pembuatan acara pun kami sebenarnya kurang paham. Namun, mengutip penyampaian Bu Alem, ini sebagai usaha penambahan ilmu kepada mahasiswa Antropologi USU. Pendapat saya tentang acara kemarin sangat bagus, insightful, dan lebih membuka wawasan saya sebagai mahasiswa Antropologi bahwa Antropologi itu ilmu yang luas dan juga ilmu yang sangat penting. Harapannya acara ini bisa diadakan secara rutin dari tahun ke tahun.”
“Dampak terhadap kebijakan budaya menurut saya bisa lebih memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis budaya, sebab budaya yang ada tidak hanya dilihat sebagai kebiasaan semata, namun juga sebagai pemahaman sains modern serta bisa menjadi sarana dalam mengembangkan komunitas dari bottom-up approach karena pengembangan berasal dari budaya komunitas itu sendiri,” tambahnya dalam wawancara.
Redaktur: Tania A. Putri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.