Oleh : Aprilda Ariana Sianturi
Suara USU, Medan. Setelah sukses merilis film pendek yang berjudul “Tilik” dengan 26 juta tayangan di Youtube, kini Ravacana Films kembali melahirkan karya baru yang mengangkat tema kematian berjudul Lamun Sumelang.
Mungkin masih banyak yang tabu dengan judul film ini sendiri karena diangkat dari bahasa Jawa. ‘Lamun’ berarti jika, sedangkan kata ‘sumelang’ dapat diartikan sebagai rasa khawatir, namun kata ‘sumelang’ sendiri dapat diartikan lebih dalam lagi sebagai perasaan gundah dan rasa waswas.
Film ini sendiri dibuat untuk menggambarkan rasa takut dan khawatir dalam menjalani ketidakpastian di masa depan. Agus, merupakan tokoh utama dalam film ini yang berperan sebagai seorang ayah yang memiliki anak perempuan dengan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sebenarnya penyakitnya dapat disembuhkan, hanya saja ada syarat yang harus dipenuhi oleh Agus yaitu dengan menyediakan 7 orang tumbal kepada seorang dukun. Namun, orang-orang yang dijadikan tumbal adalah orang-orang yang akan melakukan gantung diri.
Film pendek berdurasi 18 menit ini menggambarkan kegelisahan Agus dalam mencari tumbal yang ketujuh. Agus kemudian berhasil menemukan orang terakhir, namun ternyata yang ditemuinya adalah istrinya sendiri.
Film yang disutradarai oleh Ludy Oja Prastama itu berhasil menyabet penghargaan Piala Maya 2019 kategori Film Cerita Pendek Terpilih. Walaupun semua adegan dilakoni menggunakan bahasa Jawa, pihak Ravacana Films menyediakan subtitle dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga dapat dipahami oleh semua penonton. Film ini merupakan film yang worth it untuk ditonton karena kita dapat belajar tentang makna kehidupan di dalamnya.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.