Oleh: R. Mochamad Aksen Dwi Saputra/Hartama Roganda Angkat/Nurhanisa/Nabila
Suara USU, Medan. Rehabilitasi narkoba merupakan proses yang bertujuan untuk membantu individu yang mengalami ketergantungan terhadap zat terlarang agar dapat kembali ke kehidupan yang sehat dan produktif. Artikel ini mengkaji berbagai strategi rehabilitasi yang diterapkan, tantangan yang dihadapi oleh pengguna narkoba selama proses pemulihan, serta pentingnya dukungan sosial dan keluarga dalam keberhasilan rehabilitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik dan terintegrasi sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas program rehabilitasi.
Penyalahgunaan narkoba adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan kompleks, yang tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada keluarga dan masyarakat luas. Rehabilitasi narkoba bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari ketergantungan narkoba dan memfasilitasi pemulihan individu. Pentingnya pendekatan yang tepat dalam rehabilitasi menjadi sorotan utama dalam artikel ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap individu yang sedang menjalani rehabilitasi narkoba di berbagai pusat rehabilitasi. Data dianalisis untuk memahami pengalaman peserta selama proses rehabilitasi, strategi yang digunakan, serta tantangan yang mereka hadapi.
Kegiatan ini melibatkan seorang klien bernama Endo (samaran) umur 38 tahun. Seorang pecandu narkoba sehingga ia harus menjalankan rehabilitasi di Panti Rehabilitasi Narkoba dengan tujuan membantu individu yang mengalami kecanduan narkoba untuk mencapai pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Endo sudah menjalani rehabilitasi dengan total 1 tahun 9 bulan. Ia sudah 3 kali menjalani rehabilitasi dikarenakan kecanduannya yang cukup berat. Namun, dengan adanya Panti Rehabilitasi Narkoba dapat mengurangi kebiasaan buruknya.
Adapun metode yang digunakan oleh kelompok kami adalah metode casework, di antaranya sebagai berikut:
1. Tahap Contract
Pada tahap pertama kami melakukan perjanjian dengan pengelola panti untuk agar bisa melakukan intervensi dengan klien dan memberi surat kontrak dan persetujuan yang akan di tandatangani jika klien setuju untuk di intervensi.
2. Tahap Assesment
Pada tahap ini kami mewawancarai klien dan mencari segala informasi bagaimana pengalaman dan perkembangan klien dalam menjalani rehabilitasi di panti tersebut.
Berikut pengalaman klien:
1) Klien berada di panti rehabilitasi tersebut selama 1tahun 9 bulan dikarenakan sudah menjalani rehabilitasi selama 3 kali.
2) Setelah berada di panti, klien dapat merasakan timbulnya rasa kepedulian dan lebih disiplin untuk menjalankan kehidupannya. Klien juga merasa lebih bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya.
3) Klien merasa nyaman setelah berada di panti rehabilitasi tersebut, karena orang-orang disana memiliki watak dan sifat yang berbeda-beda sehingga dapat saling menutupi kekurangan atau saling melengkapi.
4) Selama klien berada di panti tersebut, klien banyak melakukan kegiatan sehingga klien dapat lulus program.
Tantangan klien setelah berada di dalam Rehabilitasi:
Tantangan yang dihadapi klien pecandu narkoba setelah menjalani rehabilitasi memang sangat kompleks dan beragam. Proses pemulihan dari ketergantungan narkoba bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang menuju kehidupan yang lebih sehat.
Beberapa pengalaman klien tentang tantangan yang sering dihadapi klien pasca rehabilitasi, yaitu:
1) Tekanan lingkungan: Kembali ke lingkungan yang sama sebelum rehabilitasi dapat menjadi pemicu kuat untuk kembali menggunakan narkoba. Tekanan dari teman sebaya, keluarga yang belum sepenuhnya mendukung, atau bahkan lingkungan kerja yang penuh godaan dapat menjadi hambatan besar.
2) Godaan untuk kembali menggunakan: Ketergantungan narkoba adalah penyakit kronis yang membutuhkan penanganan jangka panjang. Godaan untuk kembali menggunakan narkoba bisa muncul kapan saja, terutama saat mengalami stres, kesepian, atau kebosanan.
3) Stigma masyarakat: Masyarakat seringkali masih memandang negatif mantan pengguna narkoba. Stigma ini dapat membuat mereka merasa terisolasi, sulit mendapatkan pekerjaan, dan kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat.
4) Masalah kesehatan fisik dan mental: Penggunaan narkoba dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
5) Kurangnya dukungan sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sangat penting dalam proses pemulihan. Namun, tidak semua orang memiliki dukungan yang cukup, sehingga dapat memperburuk kondisi mereka.
6) Keterampilan hidup yang terbatas: Banyak mantan pengguna narkoba memiliki keterampilan hidup yang terbatas, seperti manajemen keuangan, pemecahan masalah, dan komunikasi efektif. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
Perubahan klien yang dialami klien saat berada di panti rehabilitasi:
1) Perubahan Fisik
a. Peningkatan kesehatan fisik: Dengan berhenti mengonsumsi narkoba, fungsi organ tubuh mulai pulih dan kesehatan fisik secara umum membaik.
b. Penampilan yang lebih segar: Kulit menjadi lebih cerah, mata bersinar, dan tubuh terasa lebih bugar.
2) Perubahan Mental
a. Perubahan pola pikir: Klien mulai mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan konstruktif.
b. Peningkatan harga diri: Dengan berhasil mengatasi ketergantungan, klien merasa lebih percaya diri dan memiliki harga diri yang lebih tinggi.
c. Peningkatan kemampuan mengelola emosi: Klien belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik, seperti mengatasi stres, kecemasan, dan depresi tanpa mengandalkan narkoba.
d. Pengembangan keterampilan hidup: Melalui program rehabilitasi, klien dilatih untuk mengembangkan berbagai keterampilan hidup, seperti komunikasi efektif, pemecahan masalah, dan manajemen waktu.
3) Perubahan Sosial
a. Peningkatan hubungan sosial: Klien mulai membangun hubungan yang lebih sehat dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar.
b. Partisipasi dalam komunitas: Banyak klien yang aktif terlibat dalam komunitas pemulihan untuk mendapatkan dukungan dan berbagi pengalaman.
c. Kembali bekerja atau sekolah: Klien memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan.
3. Tahap planning
Berdasarkan hasil assesment, observator menyusun rencana intervensi yang sesuai. Rencana tersebut mencakup terapi individual dan kelompok untuk membantu klien mengatasi masalah emosionalnya. Observator menyarankan program rehabilitasi yang fokus pada pengembangan keterampilan hidup agar klien dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan yang lebih matang. Rencana ini juga mencakup sesi konseling keluarga untuk memperbaiki komunikasi dan dukungan dari orang-orang terdekat.
Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Praktek Perencanaan Pekerja Sosial dengan Dosen Pengampu Dr. Hairani Siregar, S.Sos., M.SP.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.