Reporter : Grace Pandora Sitorus
Suara USU, Medan. Desa Hilinamozaua, Kecamatan Onolalu, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, merupakan tempat kelahiran seorang mahasiswa berbakat bernama Martinus Demetrius Lature. Dilahirkan pada tanggal 15 November 2003, Martinus tumbuh dan besar di daerah kecamatan Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan. Di tahun ini, kita melihat bagaimana potensi seorang mahasiswa dapat berkembang secara luar biasa dengan keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi dan pencapaian yang mengagumkan.
Martinus memiliki alasan yang kuat dalam memilih untuk mengambil jurusan Ilmu Hukum. Pada awalnya, alasan yang mendasarinya tidak berbeda jauh dengan alasan kebanyakan orang yang memilih Fakultas Hukum. Ia melihat bahwa prodi Ilmu Hukum memiliki prospek kerja yang luas, seperti menjadi Hakim, Jaksa, Pengacara, Notaris, dan profesi lain. Namun, setelah ia benar-benar terjun ke dalam program studi tersebut, alasan yang mendasarinya menjadi lebih sederhana dan mendalam.
Dalam perjalanan studinya, Martinus menyadari betapa pentingnya pemahaman akan hak-hak individu dan upaya untuk melindungi hak-hak tersebut ketika dilanggar. Dalam kehidupan sehari-hari, Ia melihat banyak penindasan, diskriminasi, dan tindakan-tindakan lain yang bertentangan dengan norma hukum dan kesusilaan. Sebelum masuk Fakultas Hukum, ia tidak tahu dasar hukum apa yang digunakan untuk menentukan suatu perbuatan sebagai kesalahan. Namun, setelah bergabung dengan Fakultas Hukum, Ia semakin memahami bahwa tindakan-tindakan tersebut telah dilegalisasi oleh negara sebagai perbuatan yang salah melalui peraturan perundang-undangan.
Selain itu, sebagai mahasiswa Fakultas Hukum, Martinus juga merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi pemahaman hukum kepada masyarakat agar mereka dapat memperjuangkan hak-haknya ketika dilanggar. Ia ingin melawan berbagai ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan dengan menggunakan hukum sebagai landasan.
Martinus memilih Universitas Sumatera Utara (USU) karena reputasinya sebagai salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia. Fakultas Hukum USU juga diakui sebagai salah satu Fakultas Hukum terbaik di Indonesia. Dalam memilih universitas, Martinus ingin memastikan bahwa dia mendapatkan pendidikan berkualitas dan dapat berkembang secara maksimal dalam bidang yang dia minati.
Dalam perjalanan pendidikannya, Martinus telah mengikuti berbagai lomba debat hukum dan kompetisi penulisan dengan tema hukum. Awalnya, ketertarikannya pada debat hukum muncul saat ia mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru pada tahun 2021. Meriam Debating Club FH USU, komunitas debat di Fakultas Hukum USU, menarik perhatiannya. Martinus mendaftar dan melewati serangkaian seleksi dengan kepercayaan diri yang kurang, karena Ia belum pernah terlibat dalam kompetisi debat sebelumnya. Namun, dengan dedikasinya, Martinus berhasil masuk ke dalam UKM tersebut dan mulai mengikuti berbagai lomba debat hukum, bahkan meraih kemenangan di beberapa kompetisi.
Menurut Martinus, pengalaman mengikuti lomba debat sangat menyenangkan. Ia menikmati proses melakukan riset untuk mempersiapkan materi debat. Selain itu, lomba debat juga memberinya kesempatan untuk menjelajahi berbagai kota di Indonesia, karena kompetisi tersebut seringkali diadakan di luar Sumatera Utara. Namun, yang paling menyenangkan baginya adalah saat berhasil memenangkan lomba. Rasanya semua usaha yang telah dilakukannya terbayar dengan hasil yang memuaskan. Selama mengikuti lomba, Martinus juga mendapatkan manfaat berupa pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu hukum yang menjadi topik perdebatan. Ia merasa senang mendapatkan ilmu-ilmu tersebut selama berada di bangku kuliah.
Tentu saja, tidak selalu ada pengalaman yang menyenangkan dalam setiap lomba. Ketika mengalami kekalahan, Martinus merasakan kekecewaan dan sedih. Namun, kegagalan tersebut justru menjadi motivasi baginya untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Martinus percaya bahwa meskipun ia berasal dari daerah terpencil, ia mampu bersaing dengan mahasiswa dari kota-kota maju di Indonesia. Ia ingin membantah anggapan bahwa kualitas pendidikan di daerah terpencil jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan di perkotaan. Baginya, ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kualitas seseorang tidak ditentukan oleh asal daerahnya.
Salah satu pencapaian terbesar Martinus adalah menjadi juara pertama dalam Kompetisi Debat Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme (APUPPT) antar perguruan tinggi se-Indonesia tahun 2023. Kompetisi ini diadakan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesia, lembaga negara yang bertugas dalam mencegah tindakan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kompetisi ini dianggap sebagai salah satu kompetisi debat hukum paling prestisius di Indonesia. Melalui seleksi karya tulis ilmiah dan serangkaian tahapan debat, Martinus berhasil menjadi yang terbaik di antara peserta lainnya. Pencapaian ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
Meskipun Martinus merasa bahwa dirinya belum memiliki kapabilitas yang cukup untuk memberikan pesan-pesan yang dapat memotivasi orang lain, ia berbagi harapannya bahwa setiap individu dapat menemukan cara terbaik untuk mengembangkan potensinya. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengembangkan diri dan menampilkan versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Redaktur : Taty Kristina