Memendam Emosi dianggap Menimbun Utang?

Penulis: Muhassanah Nasution

Suara USU, Medan. Pernahkah kamu merasa tertekan batin hingga terasa menghalangi kebahagiaanmu? atau di saat peristiwa yang seharusnya membuat kamu merasa bahagia, kamu malah tidak dapat bahagia. Kondisi ini dikarenakan kamu masih menyimpan banyak luka yang belum sembuh. Luka tersebut adalah emosi negatif yang terpendam dan masih dibawa dari permasalahan yang telah dihadapi sebelumnya. Kerap kali ketika tertimpa suatu masalah yang cukup rumit, kita tidak menemukan waktu dan tempat yang tepat untuk meluapkan berbagai emosi negatif dari tekanan permasalahan tersebut, sehingga kita lebih memilih memendamnya dan perlahan mengakibatkan luka yang menganga dalam jiwa.

Emosi negatif yang masih dipendam seolah akan menjadi utang yang harus dilunaskan, walau belum tentu dapat dilunaskan dalam waktu dekat, emosi negatif ini dapat menjadi penghalang untuk bebas dan berbahagia.

Memendam emosi yang kerap kali dilakukan ini pada kenyataannya memiliki dampak negatif. Di antaranya, rentan mengalami depresi, yakni karena emosi yang dipendam akan di-repress ke alam bawah sadar dan jika dilakukan secara terus menerus berpotensi menyebabkan depresi. Selain itu, juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, dikarenakan energi yang diproduksi oleh tubuh akan dikuras oleh emosi negatif tersebut, serta mengakibatkan kecemasan berlebihan.

Dengan berbagai dampak negatif yang dirasakan, tentu bukan pilihan yang baik untuk menyimpan emosi negatif terlalu lama. Cara yang cukup tepat adalah dengan melupakan emosi negatif tersebut sejalan dengan terselesaikannya masalah yang dihadapi. Cukup sulit untuk melakukan hal ini dikarenakan manusia tidak mudah menyaring yang ingin dilupakan dan disimpan. Namun, jika kita berusaha memilih untuk melupakan emosi negatif tersebut, hal ini akan menghilangkan pembatas yang menghalangi kebahagiaan dan menjadikan kita  kembali sebagai manusia yang bebas dari beban emosi negatif yang dipikul. Terdapat tiga tips yang dapat dilakukan untuk melupakan emosi negatif yang belum terluapkan.

Mengubah Perspektif

Cara pertama yang dapat kamu lakukan adalah memahami dan mengubah perspektif ketika belum dapat meluapkan emosi negatif. Contohnya, ketika salah satu orang tua kamu mengalami sakit keras, rasa sedih tidak dapat diluapkan dengan menangis atau bercerita dengan orang lain dikarenakan banyaknya urusan yang harus dikerjakan dan tidak menemukan tempat dan waktu yang tepat. Cobalah untuk berpikir bahwa rasa sedih ini tidak untuk disimpan tetapi biarkan emosi negatif itu menghilang sementara belum diluapkan, lakukan kegiatan yang harus dilakukan dan berbahagialah ketika peristiwa bahagia datang.

Selalu Ingat “Life Goes On”

Hari ini mungkin ditimpa berbagai masalah, tapi percayalah di masa depan masih banyak peristiwa bahagia yang menanti, oleh karena itu lupakan berbagai emosi negatif yang masih terpendam lalu sisipkan ruang lebar untuk segala emosi positif yang akan datang. Biarkan yang telah terjadi berlalu tanpa meninggalkan bekas yang membebani dirimu dilangkah selanjutnya.

Bersyukur Terhadap Hal-Hal Kecil yang Terjadi

Carilah hal-hal kecil yang dapat disyukuri, contohnya; ketika kalah dalam perlombaan, coba syukuri beberapa hal kecil, seperti pengalaman baru yang didapat, teman baru yang kita temui, dan ilmu baru dari peserta perlombaan lainnya. Dengan bersyukur, emosi negatif akan mulai memudar dan hilang perlahan karena adanya perasaan tenang dan positif.

Ketiga hal tersebut menjadi cara yang mungkin efektif untuk melupakan emosi negatif yang tertahan. Namun, perlu diingat bahwa alangkah lebih baik jika kita mampu menyempatkan diri untuk meluapkan emosi negatif, misalnya; meluangkan diri untuk menangis dan bercerita pada diri sendiri meski dalam waktu yang singkat, cara lainnya yang tak kalah baik adalah mampu mengontrol emosi negatif yang hadir.

Meluapkan emosi negatif yang dipendam juga merupakan salah satu bentuk selflove, yaitu berupa kepedulian kita dalam menjaga kesehatan mental diri sendiri dan berusaha menuntun diri kita untuk mengejar kebahagiaan tanpa harus merasa tekanan berat yang datang dari memikul segala emosi negatif yang disimpan. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk luapkan emosi negatif yang terpendam, mari mulai langkah baru yang ringan.

Sumber : Alodokter.com. (2024, 1 November). Jangan Anggap Sepele Ini Bahaya Memendam Emosi. Diakses pada 27 November 2024 dari https://www.alodokter.com/jangan-anggap-sepele-ini-bahaya-memendam-emosi

Redaktur: Jio M