Penulis: Ikhsanul Haslansyah Putra
Suara USU, Medan. Pengalaman menjadi bagian dari Dinas Sosial Kota Medan sebagai peserta magang dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) memberikan wawasan berharga tentang realitas kerja sosial. Selama empat bulan, terdapat kesempatan terjun langsung di Divisi Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) untuk membantu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang mencakup pengemis, anak jalanan, lansia terlantar, dan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Peran Dinas Sosial Kota Medan
Sebagai instansi yang bertugas meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dinas Sosial Kota Medan berfokus pada berbagai program, termasuk pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi sosial, serta perlindungan sosial. Dalam praktiknya, tugas-tugas tersebut melibatkan kerjasama antara pemerintah dan berbagai pihak terkait, termasuk komunitas dan organisasi sosial.
Aktivitas Harian di Divisi Rehabilitasi Sosial
Divisi Rehabsos memiliki tim Unit Reaksi Cepat (URC) yang secara rutin melakukan patroli di berbagai titik Kota Medan. Patroli ini bertujuan menertibkan dan mendata PPKS untuk kemudian diberikan bantuan dan layanan sosial yang tepat, seperti penempatan di rumah singgah, pemberian pelatihan keterampilan, atau rujukan ke fasilitas medis.
Peranan social worker dalam proses ini ialah mulai dari mendampingi patroli hingga membantu asesmen para PPKS. Salah satu pengalaman yang sangat bermakna adalah membantu anak jalanan berusia 11 tahun, yang mengalami kesulitan emosional dan ekonomi. Intervensi yang dilakukan mencakup pelatihan literasi, penguatan nilai-nilai jujur, serta penyediaan akses ke bantuan sosial bagi keluarganya.
Kolaborasi dan Inovasi dalam Program Sosial
Pengalaman magang ini juga memberi wawasan tentang pentingnya kolaborasi lintas instansi. Misalnya, dalam patroli gabungan antara Dinas Sosial Kota Medan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) atau kerja sama dengan dinas sosial di kota lain untuk asesmen lanjutan. Selain itu, mendistribusikan bantuan sosial seperti kursi roda dan kebutuhan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan.
Program-program yang dijalankan tidak hanya bertujuan memberikan bantuan, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan rehabilitasi sosial. Dengan pendekatan holistik, diharapkan kelompok rentan mampu berdiri mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat.
Tantangan dan Solusi
Tantangan utama selama magang adalah menghadapi kompleksitas permasalahan sosial yang dialami PPKS, seperti masalah ekonomi, kesehatan mental, hingga kurangnya dukungan keluarga. Namun, melalui bimbingan mentor dan kolaborasi tim, tantangan ini dapat diatasi dengan solusi yang kreatif dan berkelanjutan.
Sebagai contoh, salah satu pendekatan yang berhasil adalah pengembangan program literasi untuk anak jalanan, yang tidak hanya mengasah kemampuan akademik mereka tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan keterlibatan sosial.
Kesimpulan dan Refleksi
Magang di Dinas Sosial Kota Medan adalah pengalaman yang tidak hanya menambah pemahaman tentang isu-isu sosial, tetapi juga menumbuhkan empati dan rasa tanggung jawab untuk menjadi agen perubahan. Pengalaman ini menegaskan pentingnya kerja sama dan inovasi dalam menangani tantangan sosial di masyarakat.
Diharapkan lebih banyak mahasiswa dan profesional muda yang mau terjun dalam bidang kesejahteraan sosial, karena setiap upaya kecil yang kita lakukan dapat membawa perubahan besar bagi kehidupan banyak orang.
Artikel ini merupakan bentuk publikasi untuk laporan Magang & Studi Independen Bersertifikat Batch 7 di Dinas Sosial Kota Medan
Redaktur: Balqis Aurora
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.