Reporter: Tsabitah Syafanaura
Suara USU, Medan. Prodi Kehutanan USU bersama dengan Pusat Kajian dan Pengembangan Perhutanan Sosial (PUSKABANGHUTSOS) sukses menyelenggarakan kuliah umum yang diadakan di ruang kelas Fakultas Kehutanan USU pada Sabtu, (10/6) lalu. Seminar ini merupakan tugas akhir semester dari mata kuliah Kebijakan dan Perundang-undangan Kehutanan yang diambil oleh sebagian besar mahasiswa semester 2 dari Program Studi Kehutanan. Panitia penyelenggara kegiatan ini merupakan mahasiswa angkatan 2022 itu sendiri. Dengan Mengangkat Tema “Perubahan Iklim dan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan”, kuliah umum ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mendapatkan pembelajaran, pengetahuan baru, serta sudut pandang baru terhadap tema yang diangkat
Kuliah umum ini juga menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman dalam bidangnya, yaitu Ir, E.G Togu Manurung, M.S.,Ph.D yang merupakan seorang dosen dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University dan Masrizal Saraan, S.Hut., M.Si yang merupakan direktur dari Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI). Dua narasumber tersebut berbagi pengetahuan terkait perubahan iklim dan peranan masyarakat terhadap pengelolaan hutan sebagai isu yang diangkat
Seminar ini menjelaskan tentang perubahan iklim yang terus meresahkan masyarakat global setiap harinya. Perubahan iklim adalah salah satu permasalahan global yang tengah terjadi hingga hari ini. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi yang mengubah peran dari efek rumah kaca.
Menurut penjelasan Ir, E.G Togu Manurung, M.S.,Ph.D, perubahan iklim menjadi isu yang mendesak dan mempengaruhi kehidupan kita secara luas. Terdapat juga paparan data terkait perubahan iklim dan beberapa indikasi dan dampak yang telah terjadi. Ia menuturkan beberapa penelitian yang memprediksi bahwa pada tahun 2024 dapat menjadi tahun yang sangat berpengaruh besar dan berdampak buruk terhadap efek dari perubahan iklim tersebut. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan sangatlah penting. Diperlukan semua lapisan pihak dalam memitigasi dan mencegah perubahan iklim terjadi. Peran masyarakat sangat penting dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Melalui partisipasi aktif, masyarakat dapat berkontribusi dalam upaya konservasi hutan, seperti penanaman pohon, pemantauan kebakaran hutan, pengurangan penebangan liar, dan pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan.
Selain bapak Togu Manurung, acara kuliah umum juga memaparkan pengetahuan dari pembicara lainnya, yaitu Masrizal Saraan, S.Hut., M.Si yang membagikan pengalaman hidupnya sebagai praktisi lapangan yang bergerak dalam bidang perhutanan sosial di wilayah Sumatera Utara. Direktur dari Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI), tak hanya berbagi pengalaman dan berbagi kisah, ia juga memberi pesan kepada para peserta seminar yaitu para mahasiswa kehutanan serta alumni kehutanan untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan masyarakat terlebih dalam pengelolaan hutan. Menurutnya, masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan diberdayakan dalam upaya pelestarian hutan. Tak hanya itu, pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan juga sangat diperlukan. Untuk mencapai pengelolaan hutan yang efektif, kolaborasi yang kuat antara pemerintah, LSM, dan masyarakat diperlukan. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan diberdayakan dalam upaya pelestarian hutan.
Dr. Oding Affandi sebagai koordinator dari mata kuliah Kebijakan dan Perundang-undangan Kehutanan memberikan tanggapannya terhadap diselenggarakannya tugas akhir berupa kuliah umum ini. Ia menuturkan bahwa dengan pengadaan tugas seperti ini adalah sebagai bentuk pembelajaran yang dapat terus dikembangkan sebagai bekal dalam menghadapi acara yang lebih besar.
“Ini adalah satu konsensi yang bisa dikembangkan kedepan untuk mengadakan event yang lebih besar atau acara yang lebih besar. Kemampuan mereka (mahasiswa) sangat luar biasa, bahkan kami sangat mengapresiasi” tutur Oding.
Tak hanya itu, menurut Oding, pengangkatan tema dalam seminar kali ini sangat tepat karena menurutnya perubahan iklim adalah salah satu isu global yang tidak ada habisnya. Oding menjelaskan bahwa perubahan iklim dan dalam prosesnya hingga dampaknya masih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat hingga saat ini. Peranan masyarakat dalam mitigasi dan mencegah dampak akibat perubahan iklim sangat diperlukan, terutama para akademisi yang diharapkan dapat mengambil perannya dalam isu ini.
Oding berharap agar ke depannya Fakultas Kehutanan USU dapat terus memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan sejenis kuliah umum ini. Beliau juga memberi pesan bahwa mahasiswa dapat berperan aktif dalam menjaga hutan secara lestari ke depannya.
“Saya mengharapkan bahwa mereka (mahasiswa) dapat mempersiapkan diri ke arah mana mereka mau berperan, baik dari segi teknologi, konservasi, budidaya, maupun dalam bentuk manajemen untuk di masa depan,” pungkas Oding.
Redaktur: Grace Silva
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.