Oleh: Putri Adliani Sianturi
Suara USU, Medan. Para pengemar bulu tangkis Indonesia pasti tak asing dengan sosok Marcus Fernaldi Gideon. Pria kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991 ini akrab dipanggil dengan Koh Sinyo. Penggemarnya menjulukinya sebagai pemilik “senyum matahari” karena kerap menampilkan ekspresi tersenyum ceria saat bertanding.
Pria yang dikenal dengan smash keras dan tajam, pukulan aneh yang kerap tidak terprediksi, dan defense yang tangguh ini telah menorehkan segudang prestasi bagi Indonesia dan mayoritas medalinya emas. Namun, siapa sangka dibalik karirnya yang cemerlang, Marcus pernah mengalami masa-masa pahit, loh, sobat Suara USU.
Marcus mulai merintis karir bulu tangkisnya saat berusia 9 tahun di klub Tangkas Jakarta. Ia berhasil menorehkan prestasi di kejuaraan Victorian International Challenge pada 2009 di Australia. Hal inilah yang mengawali karir Marcus hingga berhasil masuk ke Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung pada 2010.
Marcus meninggalkan Pelatnas pada 2013 lantaran kecewa terhadap keputusan PBSI yang tidak mengikutsertakan dirinya dan Agripina pada All England 2013. Meskipun sudah tidak menjadi atlet Pelatnas, Marcus tetap mengikuti turnamen dan giat berlatih secara mandiri.
Kemudian Marcus berpasangan dengan pebulu tangkis senior Markis Kido sebagai pemain independen. Bersama pasangan barunya, ia berhasil juara di Prancis Terbuka pada tahun 2013 serta ajang Indonesia Master pada tahun 2014. Bahkan, Marcus dan Markis Kido mampu menempati 10 besar peringkat dunia ganda putra.
Akhirnya pada 2015, Pelatnas memanggil kembali Marcus untuk kembali menjadi atlet di bawah naungan PBSI dan dipasangkan dengan k Kevin Sanjaya. Di sinilah gerbang kesuksesannya dimulai dalam meraih gelar-gelar bergengsi sampai menduduki peringkat pertama dunia bersama Kevin Sanjaya di sektor ganda putra sejak 16 Maret 2017.
Namun, Marcus dan pasangannya harus lengser setelah lebih dari empat tahun bertahta turun menjadi peringkat kedua dunia. Hal ini dikarenakan setahun terakhir terjadi penurunan prestasi dari pasangan ini. Tepatnya saat Marcus mengalami cedera di pergelangan kakinya, sehingga harus menjalani operasi dan pemulihan. Perjuangan Marcus untuk kembali ke turnamen terutama demi impian menjuarai kejuaraan dunia yang belum tercapai, ia rela menurunkan berat badan hingga 6 kg sebab pascaoperasi kakinya tidak dapat menahan beban terlalu banyak.
Berkat kerja kerasnya menjuarai berbagai ajang kejuaran internasional, Marcus termasuk dalam jajaran atlit bulutangkis dengan pendapatan tertinggi dan fantastis. Selain berkarir sebagai atlet, ternyata Marcus merupakan seorang pebisnis yang sukses. Adapun bisnis yang digeluti oleh Marcus saat ini sebagai sumber pundi-pundi rupiahnya cukup variatif, meliputi bisnis perlengkapan olahraga, bisnis ikan koi, bisnis restoran GIOI by The Fam, MFG Coffee and Doughnuts, hingga Akademi Marcus Gideon Badminton Hall.
Redaktur: Azka Zere Erlthor
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.