SUARA USU
Opini

Menunjukkan Kesiapan Kerja dengan Bersedia Dipindahkan ke Posisi Lain

Penulis : Amsal Pandiangan

Suara USU, Medan . Dalam proses rekrutmen organisasi kampus, tahap wawancara merupakan momen krusial yang menentukan. Di tengah tekanan proses seleksi, calon anggota seringkali dihadapkan pada pertanyaan yang menantang seperti apakah mereka bersedia atau tidak untuk dipindahkan ke bidang lain dalam organisasi tersebut. Pertanyaan seperti itu bukan hanya menguji kekecewaan dan kesiapan seseorang dalam menghadapi perubahan, tetapi juga menciptakan dilema yang membingungkan.

Di satu sisi, ada dorongan untuk menunjukkan kedinginan dan kesiapan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal ini tercermin dari keinginan untuk memberikan sinyal kepada pihak rekrutmen bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Namun, di sisi lain, ada juga keinginan yang kuat untuk menegaskan passion dan keahlian yang dimiliki dalam bidang yang mereka minati.

Menyikapi pertanyaan ini, penting bagi calon anggota untuk berpura-pura jujur ā€‹ā€‹dan realistis. Jika mereka merasa memiliki minat atau keterampilan yang relevan dengan bidang baru yang ditawarkan, maka bersedia untuk dipindahkan dapat dianggap sebagai langkah yang positif untuk perkembangan karir mereka. Pemindahan ke bidang baru tidak hanya membuka peluang untuk memperluas pengetahuan, memperluas jaringan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan baru yang berharga.

Namun demikian, tidak semua orang merasa nyaman atau siap untuk dipindahkan ke bidang lain. Ada kemungkinan bahwa seseorang akan merasa kurang optimal dalam mengembangkan potensinya jika terpaksa masuk ke bidang yang tidak sesuai dengan minat atau keahliannya. Dalam kasus ini, penolakan transfer mungkin menjadi pilihan yang lebih masuk akal bagi mereka.

Perlu diingat bahwa tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam konteks ini. Pilihan untuk menyetujui atau menolak pemindahan ke bidang lain adalah keputusan pribadi yang harus dihormati. Oleh karena itu, diharapkan para calon anggota organisasi di berbagai universitas menjawab pertanyaan ini dengan sikap terbuka dan jujur, serta dengan pemahaman yang kuat tentang diri mereka sendiri dan tujuan mereka di masa depan. Hanya dengan cara ini mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk pertumbuhan dan pengembangan karir mereka di lingkungan kampus.

Dalam menjawab pertanyaan ini, calon anggota diharapkan untuk mempertimbangkan tidak hanya kepentingan pribadi mereka sendiri, tetapi juga kepentingan organisasi dan keselarasan antara kedua faktor tersebut. Dengan demikian, dapat tercipta kesinambungan dan keharmonisan dalam hubungan antara anggota organisasi dan struktur organisasi kampus.

Redaktur: Fransiska Zebua


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Berselisih dengan Teman, Bicarakan Baik-Baik atau Langsung Cut Off?

redaksi

Dari BTS Meal hingga Euro, Baiknya Loyalitas Kpopers Disalurkan untuk Kebermanfaatan

redaksi

Kebijakan Stabilisasi sebagai Solusi Lonjakan Harga Beras

redaksi