Jesika Yusnita Laoly
Suara USU, Medan. “The Gifts of Imperfection” adalah sebuah karya dari seorang peneliti dan penulis bernama Brené Brown. Buku ini merupakan sebuah karya yang menginspirasi, mengajak pembaca untuk memahami dan menerima diri kita yang tidak sempurna sebagai sumber kekuatan dan kebahagiaan.
Brené Brown yang seorang peneliti terkenal dalam bidang keberanian dan kerentanan. Buku ini membahas tentang keberanian dalam merangkul ketidaksempurnaan, mengembangkan ketahanan emosional, dan menerima diri sendiri dengan penuh kelembutan. Ia menjelaskan bagaimana perfeksionisme dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan sejati, serta mengajak untuk melepaskan harapan sempurna dan menerima diri apa adanya. Dalam buku “The Gifts of Imperfection” Brené Brown menguraikan konsep ini dengan cara yang memikat dan mudah dipahami.
Salah satu poin penting yang dibahas oleh Brené Brown dalam “The Gifts of Imperfection” adalah pentingnya memahami bahwa kelemahan kita tidak mengurangi nilai atau martabat kita sebagai manusia. Sebaliknya, kelemahan adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman hidup yang membuat kita menjadi manusia yang utuh dan berarti.
Brown menyoroti bahwa seringkali kita hidup dalam budaya yang menekankan pencapaian dan kesempurnaan. Hal ini membuat manusia harus selalu tampil sempurna di mata orang lain. Faktor budaya dan masyarakat inilah yang tanpa kita sadari memberikan tekanan besar pada diri kita. Kita sering merasa perlu untuk menutupi kelemahan kita dan takut ditolak atau dihakimi oleh orang lain. Namun, dia menekankan bahwa hal ini bisa menjadi beban yang berat dan menghambat kemampuan kita untuk merasa bahagia dan puas dengan diri sendiri. Brown menegaskan bahwa justru dengan merangkul kelemahan kita, kita dapat menemukan kedalaman, keberanian, dan koneksi yang sejati.
Salah satu konsep yang sangat penting lainnya dalam buku ini adalah tentang pentingnya menerima diri sendiri dengan sepenuh hati termasuk didalamnya kelemahan dan kelebihannya. Brown menekankan bahwa keberanian sejati datang dari kemampuan untuk bertahan dalam ketidaksempurnaan dan belajar dari setiap kesalahan yang kita buat. Ketika kita berani menerima diri kita sendiri secara utuh, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati.
Selain itu, Brown juga menyoroti pentingnya mengembangkan ketahanan emosional untuk mengatasi rasa takut, ketidakpastian, dan rasa malu.. Ia juga membahas tentang pentingnya memiliki batasan yang sehat dalam hidup, menghargai diri sendiri, dan memprioritaskan kebutuhan dan nilai-nilai kita sendiri. Brown menawarkan praktik-praktik seperti penerimaan diri, penghargaan diri, kejujuran, dan keberanian sebagai kunci untuk menciptakan kehidupan yang lebih autentik. Selain itu, buku ini menyediakan latihan-latihan praktis dan panduan untuk menerapkan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan contoh dan saran yang konkret, Brown membantu pembaca untuk memulai perjalanan menuju penerimaan diri yang lebih besar, mengeksplorasi apa yang benar-benar penting bagi mereka dan untuk berani menetapkan batasan yang memungkinkan mereka untuk hidup secara autentik dan bermakna.
Melalui cerita pribadi yang menginspirasi, Brown menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya merayakan ketidaksempurnaan dan menghargai diri sendiri. Brown juga menunjukkan bahwa ketika kita memiliki keberanian untuk merangkul kelemahan kita, kita membuka pintu bagi pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih dalam dengan orang lain. Dia menekankan bahwa ketika kita memperbolehkan diri kita untuk menjadi rentan dan terbuka tentang ketidaksempurnaan kita, kita memperoleh kekuatan yang luar biasa untuk berhubungan secara lebih intim dan autentik dengan orang lain.
Selain itu, Brown menyoroti pentingnya belajar dari kegagalan dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dia mengatakan bahwa ketika kita mengubah cara kita memandang kegagalan –dari sesuatu yang memalukan menjadi pelajaran berharga– kita dapat mengubah seluruh perspektif hidup kita. Buku ini juga menantang budaya perfeksionisme yang membatasi pertumbuhan pribadi, dan mengajak untuk hidup dengan keberanian, kejujuran, dan kebebasan. Itulah yang menyebabkan “The Gifts of Imperfection” telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin meningkatkan kualitas hidup mereka dan menemukan kebahagiaan dalam keunikan dan nilai-nilai yang tak ternilai sebagai manusia.
Oleh sebab itu, Buku “The Gift of Imperfection” karya Brené Brown ini sangat cocok untuk menjadi bahan bacaan para mahasiswa, dimana mahasiswa sering kali mengalami tekanan untuk mencapai standar tertentu dalam hal akademik, sosial, dan bahkan penampilan fisik. Dalam prosesnya, mereka mungkin merasa terbebani oleh harapan orang lain atau norma sosial yang tidak realistis. Sesuai dengan isi buku ini yang mengajarkan pentingnya menerima diri sendiri apa adanya, tanpa terlalu khawatir tentang penilaian orang lain. Mengajak para mahasiswa untuk memahami bahwa kita tidak ada yang sempurna, kita mungkin gagal atau memiliki kelemahan, namun itu tidak mengurangi nilai atau keberhasilan kita sebagai individu. Contohnya, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa kegagalan dalam satu ujian atau tugas tidak menentukan nilai keseluruhan dari diri mereka. Hal ini membebaskan mereka untuk belajar dari kesalahan, tumbuh, dan berkembang.
Selain itu, seperti yang kita ketahui buku ini juga mengajarkan pentingnya merangkul kerapuhan dan kerentanan sebagai bagian alami dari pengalaman manusia. Sejalan dengan para mahasiswa mahasiswa sering kali menghadapi tekanan yang tinggi, baik dari segi akademik maupun emosional. Dengan buku ini mereka dapat memahami bahwa kerapuhan adalah bagian normal dari kehidupan dapat membantu mereka untuk lebih terbuka dalam mencari dukungan dan bantuan ketika diperlukan, bukan menekan atau menyembunyikan perasaan mereka.
Dan buku ini juga mengajarkan tentang keberanian, belas kasih, dan hubungan, yang semuanya merupakan kualitas penting dalam kehidupan mahasiswa. Keberanian untuk mengambil risiko dalam mencapai tujuan mereka, belas kasih dalam hubungan dengan sesama mahasiswa dan dosen, serta hubungan dengan komunitas akademik dan sosial mereka. Semua ini dapat membantu mahasiswa merasa lebih sehat, bahagia, dan bersyukur dalam perjalanan mereka sebagai mahasiswa.
Jadi buat Sobat Suara USU yang sekarang berada di siklus dan di titik ini, kamu boleh banget untuk membaca buku “The Gift of Imperfection” karya Brené Brown. Mari kita mulai menyelami diri kita untuk memahami hal apa yang sebenarnya penting untukmu dan yang pastinya membuat kamu bahagia.
Redaktur: Fathan Mubina
Merangkul Ketidaksempurnaan Melalui Buku ‘The Gifts of Imperfection’ Karya Brené Brown
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.