Museum Negeri Sumatera Utara Hidupkan Sejarah Lewat Pameran Naskah 

Reporter: Muhammad Shalihul/Rizqi Putra

Suara USU, Medan. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menggelar kegiatan Pameran Naskah dengan mengangkat tema ‘’Goresan Tinta dari Masa Lalu’’. Kegiatan yang berlangsung mulai dari tanggal 5 hingga 10 Desember 2024 ini menampilkan manuskrip-manuskrip kuno yang kaya akan pengetahuan sejarah dan budaya.

Kegiatan Pameran Naskah ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai naskah kuno yang ada di Sumatera Utara kepada generasi muda agar lebih mengenal sejarah dan mencintai budaya lokal. Dalam kegiatan ini, berbagai macam manuskrip dipamerkan dari etnis-etnis yang ada di Sumatera Utara. Terdapat 262 naskah dari Melayu, 92 naskah Jawi, dan 168 naskah dari Batak.

Salah satu naskah kuno unggulan yang dipamerkan dalam kegiatan ini adalah kitab Injil Markus dan Lukas yang diterjemahkan oleh peletak dasar linguistik modern di Nusantara, yaitu Herman Neubronner van der Tuuk yang terbit di Belanda pada tahun 1867 dalam tulisan aksara dan bahasa Batak Toba.

Meskipun berlangsung dengan sederhana, antusiasme pelajar terhadap kegiatan Pameran Naskah ini cukup tinggi. Terlihat banyak siswa-siswa yang datang mulai dari bangku sekolah dasar, menengah, hingga atas untuk belajar dan mengenal bahasa dan aksara Batak.

Pembelajaran dilakukan dengan menuliskan nama masing-masing menggunakan aksara Batak Toba, Karo dan Simalungun. Selain pelajar, perguruan tinggi di Medan juga turut hadir untuk memeriahkan kegiatan ini,  mulai dari Universitas Sumatera Utara dengan program studi Ilmu Sejarah, Sastra Batak, Sastra Melayu, Sastra Arab, Perpustakaan dan Sains Informasi, serta Antropologi Sosial. Kegiatan ini juga mengundang program studi Pendidikan Sejarah dari Universitas Negeri Medan.

‘’Sekalipun dengan sederhana, saya percaya kegiatan ini juga bisa mengundang anak muda, mahasiswa supaya lebih mengerti lagi tentang pernaskahan yang ada di Sumatera Utara,’ ujar Mehamat Br. Karo Sekali sebagai pemandu acara dalam kegiatan Pameran Naskah ini.

Sebagai Pamong Budaya Madya Museum Negeri Sumatera Utara, Mehamat Br. Karo Sekali menyampaikan harapannya bahwa kegiatan Pameran Naskah ini merupakan langkah awal bagi pembelajaran naskah, bahasa dan aksara kuno dari berbagai etnis yang ada di Sumatera Utara.

‘’Kegiatan ini merupakan langkah bagus dan awal agar naskah-naskah ini tidak tertidur kembali dan jika ini semakin digaungkan, saya percaya bahwa masalah konservasi, pemeliharaan akan semakin diperhatikan oleh pemerintah kita,’ tutupnya.

Redaktur: Jio M