Masjid Raya Al-Mashun: Mahakarya Sejarah di Jantung Kota Medan

Oleh: Muhammad Shalihul Amri

Suara USU, Medan. Ditengah hiruk-pikuk Kota Medan, berdiri sebuah bangunan ikonik yang memancarkan pesona keindahan arsitektur dan nilai sejarah yang mendalam, yakni Masjid Raya Al-Mashun. Dibangun pada masa kejayaan Kesultanan Deli, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga saksi bisu perjalanan sejarah yang menghubungkan masa lampau dengan masa kini. Sebagai salah satu landmark utama Medan, Masjid Raya Al-Mashun menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Utara.

Masjid ini didirikan oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1906 dan diresmikan pada 1909. Pembangunannya mencerminkan visi sang sultan untuk menciptakan sebuah tempat ibadah yang megah sekaligus menunjukkan kebesaran Islam di wilayah Sumatera. Tidak tanggung-tanggung, bahan bangunannya didatangkan dari berbagai negara seperti marmer dari Italia, kaca patri dari Jerman, dan ornamen khas dari Cina. Hal ini menunjukkan bagaimana Kesultanan Deli menjalin hubungan lintas budaya dalam menciptakan mahakarya yang monumental.

Al-Mashun yang berarti ‘Dipelihara’ sesuai dengan namanya hingga saat ini bangunan masjid masih terpelihara dan terawat dengan baik. Hal ini dikarenakan masjid Raya Al-Mashun merupakan Masjid Negara pada masa kejayaan Kesultanan Melayu Deli, yang pada saat ini masuk dalam wilayah Sumatera utara.

Keunikan Masjid Raya Al-Mashun terletak pada gaya arsitekturnya yang memadukan elemen Timur Tengah, India, dan Eropa. Kombinasi ini menghasilkan desain yang harmonis dan mengagumkan. Kubah besar yang menaungi ruang utama dihiasi dengan detail geometris yang rumit, sedangkan serambi-serambi di sekitarnya memberikan kesan luas dan terbuka. Pada bagian dalam, ruang shalat didesain untuk menciptakan suasana yang damai dan sakral.

Namun, Masjid Raya Al-Mashun tidak hanya tentang kemegahan fisiknya. Masjid ini juga menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial bagi masyarakat Medan. Selama lebih dari seabad, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya umat Islam untuk menjalankan ibadah, mempererat silaturahmi, dan membangun harmoni. Lebih dari itu, masjid ini juga menjadi bukti keberagaman budaya yang hidup berdampingan dengan harmonis di Kota Medan.

Di era modern, Masjid Raya Al-Mashun terus menarik perhatian, bukan hanya dari kalangan umat muslim, tetapi juga wisatawan dari berbagai latar belakang. Wisatawan sering mengunjungi masjid ini untuk menyaksikan langsung keindahan arsitekturnya, sekaligus memahami sejarah agama Islam di Medan. Pemerintah daerah bersama masyarakat sekitar pun terus menjaga kelestarian masjid ini, memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung di dalamnya tetap hidup.

Sebagai simbol Islam di Kota Medan, Masjid Raya Al-Mashun juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan sejarah. Ditengah arus modernisasi, masjid ini tetap berdiri kokoh, menginspirasi generasi muda untuk menghargai akar budaya dan nilai spiritual yang telah diwariskan. Dengan keindahan, sejarah, dan nilai yang dimilikinya, Masjid Raya Al-Mashun bukan hanya sebuah bangunan megah, tetapi juga jantung kehidupan religius dan budaya di Medan.

Bagi siapa pun yang mengunjungi masjid ini, pengalaman yang dirasakan bukan hanya tentang mengagumi kemegahannya, tetapi juga merenungkan perjalanan sejarah panjang yang membentuknya. Masjid Raya Al-Mashun adalah bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah dalam kehidupan masyarakat Medan.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean