Oleh: Idora Rorencia Purba
Siapa yang tak mengenal lagu Tulus? Musik yang bisa menjadi teman baik serta curahan hati dan membuat kita merasa dimengerti. Faktanya, lagu Tulus bisa menjadi teman baik untuk banyak orang. Tak heran jika Tulus menjadi salah satu musisi yang banyak dicintai di Indonesia dengan lagu dan penggalan-penggalan lirik indahnya yang dapat didengarkan sebagai penenang dan harapan.
Melalui kesempatan yang baik ini, Mata Najwa berbincang dengan Tulus dengan segala karya-karya terbaiknya. Bertahun-tahun berkarya lewat dunia musik, membuat Tulus tidak pernah gagal dalam segala penggalan liriknya dan menyiratkan perasaan yang ‘related’ untuk para pendengarnya. Tak heran jika ia memiliki banyak penggemar dengan segudang prestasinya di dunia musik.
Salah satunya adalah Najwa Shihab yang sering disebut dengan panggilan “Mbak Nana”. Sosok yang berprestasi dalam dunia politik ini juga sangat mengapresiasi lagu-lagu Tulus. Melalui perbincangannya dengan Tulus, ia mengatakan bahwa ia sangat tertarik dengan lagu-lagu Tulus terutama dengan judul lagu favoritnya “Kelana” dan ingin membedah isi dari penggalan-penggalan lirik yang ada di dalamnya.
Dalam penggalan lirik :
Kita ke mana
Mau ke mana
Hendak mencari apa
Menumpuk untuk apa
Kita ke mana
Mau ke mana
Hendak mencari apa
Menumpuk untuk apa
Lihat langit di balik jendela bening yang jadi
Arena juang belasan jam tiap hariku
Hariku
Di mana mimpiku
Di mana depan dulu yang kujadikan alamat tuju
Baginya bahwa penggalan lirik tersebut mengingatkan dirinya tentang perjalanan hidup. Ia memaknai lagu tersebut dengan banyak hal dalam hidup yang harus dikejar.
“Terkadang merasa selalu tidak pernah cukup apa yang sudah didapat. Lagu ini mempertanyakan ulang. Yang dicari apa, tujuan hidup sesungguhnya itu apa dan mau dapat apa. Apa yang paling penting dalam hidup ini. Kenapa menghabiskan waktu untuk melakukan ini itu padahal bukan itu tujuan hidupmu, jadi perlu dipertanyakan lagi gitu,” ucap wanita yang akrab disapa Mbak Nana itu. “Dan itu pertanyaan yang sulit dijawab,” tambahnya.
“Sulit dijawab dan bisa saja akan terus menjadi alasan kita untuk terus menjalani hidup sampai nanti kapan kesempatan ini selesai, itu dia alasannya berjudul “Kelana”. Jalan terus dan tidak ada yang bisa menjamin apakah maknanya bisa kita temui atau tidak tapi yang bisa kita jamin saat kita masih memiliki kesempatan untuk jalan terus, kita jalan terus,” jawab Tulus.
Melalui pembedahan di setiap karya-karya Tulus, ditemukan berbagai makna dibalik dari kata yang tertata rapi, ada tuturan manis, bualan cinta atau rayuan, beragam perasaan diurai disana. Kata-kata yang serupa memberikan gambaran pelukan hangat, memadamkan rasa takut, atau mengingatkan kita pada keterbatasan yang mengajak kita untuk mengampuni diri. Banyak yang tumbuh bersama lagu-lagunya Tulus dan mengampuni diri mereka sendiri.
Redaktur: Grace Silva