Sumber foto: total-erp.com
Penulis: Muhammad Fathur Ramadhan Siagian
Suara USU, Medan. Pada era transformasi digital, kemampuan organisasi untuk mempertahankan dan memotivasi tenaga kerja menjadi faktor pembeda utama dalam daya saing global. Salah satu elemen penting yang mendukung keberhasilan ini adalah employee engagement, keterlibatan emosional dan profesional karyawan terhadap organisasi mereka. Strategi ini tidak hanya berkaitan dengan kebahagiaan karyawan, tetapi juga dengan bagaimana mereka memberikan kontribusi optimal terhadap tujuan organisasi. Human Capital Management (HCM) memainkan peran sentral dalam merancang dan mengimplementasikan pendekatan strategis untuk meningkatkan keterlibatan karyawan.
Employee engagement didefinisikan sebagai keterlibatan emosional dan intelektual seorang karyawan terhadap pekerjaannya, rekan kerjanya, dan tujuan organisasi (Schaufeli & Bakker, 2020:76). Karyawan yang terlibat sepenuhnya memahami nilai pekerjaan mereka, merasa dihargai, dan menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pencapaian target organisasi.
Penelitian menunjukkan bahwa organisasi dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi cenderung memiliki tingkat produktivitas 21% lebih tinggi dibandingkan organisasi dengan keterlibatan rendah (Gallup, 2021). Selain itu, karyawan yang terlibat lebih sedikit mengalami burnout, memiliki retensi yang lebih baik, dan menciptakan budaya kerja yang positif (Kumar & Sharma, 2022:456).
Faktor Penentu Employee Engagement
Beberapa elemen kunci yang menentukan tingkat keterlibatan karyawan meliputi:
- Kepercayaan terhadap Kepemimpinan
Karyawan lebih cenderung terlibat jika mereka percaya bahwa pemimpin organisasi memiliki visi yang jelas, menunjukkan integritas, dan peduli terhadap kesejahteraan mereka.
- Pengakuan dan Penghargaan
Rasa dihargai melalui pengakuan atas pencapaian dan kontribusi merupakan pendorong utama keterlibatan karyawan.
- Peluang Pengembangan Karir
Program pelatihan yang relevan dan peluang promosi internal dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan jangka panjang.
- Keseimbangan Kehidupan dan Kerja
Kebijakan fleksibilitas kerja, cuti yang memadai, serta dukungan kesehatan mental memainkan peran penting dalam memastikan karyawan tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka.
Strategi Human Capital Management untuk Meningkatkan Employee Engagement
HCM dapat menerapkan berbagai pendekatan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan, di antaranya:
- Menciptakan Budaya Inklusif dan Berorientasi Kolaborasi
Budaya kerja yang inklusif mendorong setiap individu merasa diterima dan dihargai. Penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang mendukung inklusivitas memiliki tingkat employee engagement 30% lebih tinggi (Deloitte, 2022).
- Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Interaksi
Teknologi seperti platform komunikasi internal, survei keterlibatan, dan HR analytics dapat membantu organisasi memahami kebutuhan karyawan dan mengembangkan strategi yang lebih tepat sasaran.
- Pengembangan Keterampilan Berbasis Kebutuhan
Dalam era di mana perubahan teknologi sangat cepat, program upskilling dan reskilling menjadi penting. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan karyawan tetapi juga menunjukkan komitmen organisasi terhadap pengembangan mereka.
- Pengakuan dan Penghargaan yang Dipersonalisasi
Pendekatan yang personal dalam memberikan penghargaan—misalnya, penghargaan berbasis preferensi individu—membantu meningkatkan rasa memiliki dan motivasi karyawan.
Manfaat Peningkatan Employee Engagement
- Produktivitas yang Lebih Tinggi
Karyawan yang merasa terlibat menunjukkan dedikasi yang lebih besar dalam menjalankan tugas mereka.
- Retensi Karyawan yang Lebih Baik
Dengan keterlibatan yang tinggi, tingkat turnover karyawan dapat ditekan secara signifikan, mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan.
- Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Karyawan yang termotivasi dan puas memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan reputasi perusahaan.
- Inovasi yang Lebih Banyak
Karyawan yang terlibat cenderung berpikir kreatif dan berkontribusi pada ide-ide inovatif yang mendukung pertumbuhan bisnis.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penerapan strategi employee engagement melalui Human Capital Management bukan hanya merupakan kebutuhan, tetapi juga investasi strategis bagi organisasi modern. Dengan membangun budaya kerja yang inklusif, memanfaatkan teknologi digital, dan memberikan pengakuan yang relevan, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang memberdayakan karyawan untuk mencapai potensi penuh mereka.
Sebagai rekomendasi, perusahaan harus memulai dengan menganalisis tingkat keterlibatan karyawan saat ini melalui survei dan wawancara. Hasilnya dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan strategis yang relevan dengan kebutuhan karyawan.
Referensi:
- Schaufeli, W.B., & Bakker, A.B. (2020). Employee Engagement: A Practical Approach.
- Kumar, R., & Sharma, P. (2022). “Impact of Employee Engagement on Organizational Performance”. Journal of Business Studies.
- Gallup (2021). State of the Global Workplace.
- Deloitte (2022). “Inclusion as a Driver of Engagement”. Deloitte Insights.
Artikel ini merupakan publikasi tugas Mata Kuliah: Advanced Human Capital Management dengan Dosen Pengampu: Dr. Audia Junita, S.Sos., M.Si.
Redaktur: Balqis Aurora
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.