Oleh: Alivia Farah Naila Harahap
Suara USU, Medan. Siapa yang tak ingin merasakan kuliah di Pulau Jawa? Keinginan penulis tercapai berkat mengikuti program PMM 3 (Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3). Bisa merasakan bangku perkuliahan di UNAIR merupakan hal yang sangat disyukuri meskipun hanya satu semester. Perkuliahan di UNAIR tidak hanya monoton dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga melakukan pembelajaran di luar kelas, salah satunya yaitu kunjungan lapangan ke pabrik yakult di Mojokerto. Kunjungan ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Gizi & Produktivitas, yang nantinya pada pertemuan akhir laporan kunjungan ini akan dipresentasikan. Pabrik yakult hanya ada dua di Indonesia yaitu di Sukabumi dan Mojokerto, sehingga hal ini merupakan pengalaman berharga dan sekaligus menarik.
Kunjungan ini berlangsung pada Selasa, (14/11). Tujuan dari kegiatan ini adalah melihat langsung proses produksi yakult dan bagaimana program penyelenggaraan makan tenaga kerja di pabrik yakult dan pengaruhnya terhadap produktivitas pekerja. Kegiatan dilakukan tiga tahap. Pertama, pengenalan tentang sejarah singkat yakult, informasi bahan baku yakult, seperti susu skim, dextrosa, sukrosa sebagai pemanis yakult, serta bakteri L. casei Shirota Strain. Bahan botol kemasan yakult terbuat dari polystyrene resin yang dibuat sendiri oleh PT. Yakult Indonesia Persada dan aluminium foil untuk tutup botol. Tahukah teman-teman bahwa mesin produksi botol yakult mampu mencetak 11.000 botol dalam satu jam, loh!
Kegiatan selanjutnya yaitu tur ke bagian produksi disertai penjelasan. Di sini, mendapat informasi tentang proses produksi yakult, yaitu 1) pembibitan, yang dilakukan agar bakteri dapat berkembang biak lebih banyak, 2) fermentasi, 3) pencampuran yaitu penambahan gula sukrosa untuk pembentukan rasa manis dan air yang telah disterilisasi UV, 4) pengujian, 5) selector dan pengisian yakult kedalam botol. Sayangnya pada bagian tur produksi ini tidak boleh mendokumentasikan dalam bentuk foto ataupun video.
Tahap selanjutnya yaitu diskusi tanya jawab. Adapun yang dapat disimpulkan dari sesi tanya jawab ini yaitu jumlah tenaga kerja di Pabrik Yakult Mojekerto berkisar 350 orang, yang menggunakan dua shift dan jadwalnya akan di-rolling. Dalam hal penyelenggaraan makan, pabrik menyediakan kantin dan kupon makan yang dipotong langsung dari uang konsumsi, serta menu makan juga memakai sistem siklus agar pekerja tidak bosan. Terkait masalah gizi pada pekerja tidak ditemukan, karena pabrik melakukan medical check up setahun sekali tiap awal tahun, jika terdeteksi memiliki masalah kesehatan akan langung ditindaklanjuti. PT. Yakult memberikan cuti 3 bulan pada ibu hamil, 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 dan juga menyediakan ruang laktasi sebagai fasilitas ibu menyusui. Yakult juga bekerjasama dengan organisasi Lovepink sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa pabrik yakult sangat memerhatikan kesejahteraan pekerja nya.
Terlaksananya kegiatan kunjungan lapangan ini, memberikan pengetahuan mengenai sistem manajemen pabrik, proses produksi berskala industri dan karyawan yang bekerja berdampingan dengan mesin canggih yang digunakan dalam seluruh proses produksi, sistem penyelenggaraan makan, serta program kesehatan yang diberlakukan. Sungguh kunjungan yang mengesankan dan banyak pelajaran yang dapat diambil.
Redaktur: Yohana Situmorang
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.