SUARA USU
Opini

Menyingkap Ketidaknyamanan Realitas Pembullyan yang Tak Terlihat di Kalangan Mahasiswa

Oleh: Katrin Alina

Suara USU, Medan. Kita pasti sudah tidak asing lagi ketika mendengar tentang pembullyan. Menurut beberapa ahli seperti Caloroso, Olweus, Muhammad, dan Rigby Ken, bullying adalah tindakan agresif dan menindas, baik dalam bentuk tindakan fisik langsung maupun serangan verbal. Perlakuannya dapat membuat seseorang menjadi sakit hati, merendahkan orang dan seringnya malah tidak terlihat di kalangan mahasiswa.

Hal ini membuat suasana menjadi tidak enak dan merusak kesejahteraan mental. Tindakan sepele seperti menatap saja bisa membawa dampak negatif yang nggak kita sadari. Pem-bully mungkin merasa diuntungkan, tetapi bagi korban, rasanya sebagai kegagalan yang nyata. Jadi, kita perlu banget perhatian dengan hal seperti ini untuk membuat lingkungan kampus menjadi lebih nyaman.

Tindakan bullying yang lain dapat kita temukan dari beberapa contoh ini:
1. Tatapan Mengintimidasi
Ketika seorang mahasiswa yang secara terus-menerus memberikan tatapan tajam kepada mahasiswa lain, hal tersebut dapat bersifat mengintimidasi. Ini bisa menciptakan suasana yang tidak nyaman dan memberikan tekanan psikologis pada individu yang menjadi sasaran.

  1. Mempermalukan Berdalih Teguran
    Setiap orang memiliki kesalahan perlu teguran, namun beberapa orang menggunakan dalih teguran untuk mempermalukan orang lain di depan umum. Sebenarnya, memberikan teguran dengan cara yang baik dan bersifat pribadi lebih disarankan daripada melakukan kritik terbuka di tempat umum.

  2. Mengisolasi Secara Halus
    Mengabaikan atau menghindari partisipasi seorang mahasiswa baru dalam kegiatan sosial kampus dapat menciptakan pengalaman isolasi yang mungkin tidak terlihat secara langsung tetapi berdampak signifikan. Hal ini bisa membuat individu merasa terpinggirkan dan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental.

  3. Candaan yang Merendahkan
    Candaan yang merendahkan dapat menciptakan lingkungan yang tidak ramah, dan menciptakan ketidakpercayaan di antara sesama mahasiswa. Ini bisa merugikan hubungan sosial dan mengurangi semangat kolaborasi.

  4. Menyebarkan Gosip
    Penyebaran gosip di dalam lingkungan kampus dapat merusak reputasi seseorang tanpa dasar yang jelas. Hal ini tidak hanya merugikan individu yang menjadi target gosip, tetapi juga menciptakan atmosfer ketidakpercayaan dan ketidakstabilan di antara anggota komunitas.

Dalam lingkungan kampus, hal tersebut seringkali dianggap hal yang wajar sehingga membuat banyak orang menutup mata. Padahal, hal ini dapat berdampak pada rendahnya kualitas lingkungan belajar, kerja sama, serta mempengaruhi kesejahteraan mental dan prestasi akademis.

Jadi, tindakan ini bukan hal yang sepele sehingga kita perlu paham bahwa tindakan-tindakan seperti itu dapat membuat masalah dan merugikan banyak orang. Agar kampus kita jadi tempat yang nyaman dan saling menghargai, kita perlu bersama-sama lebih peduli, lebih tahu, dan mendukung satu sama lain.

Redaktur: Grace Silva


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Perlukah Digitalisasi Perpustakaan di Era Revolusi Industri 5.0?

redaksi

Mengenal dan Mengatasi Post Holiday Blues, Rasa Malas Setelah Liburan

redaksi

Metode Belajar Sistem Kebut Semalam: Apakah Efektif?

redaksi