Penulis: Christo Joseph, Devina Salsabila, Liyana Izzah, Muhammad Agustian, Nathanael Rapha, Eljaagave Sigalingging, Nayla Indriani
Suara USU, Medan. Dalam era perubahan yang tak berkesudahan, persatuan dan kesatuan menjadi dua pilar penting yang tidak boleh dilupakan. Menjaga persatuan dan kesatuan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif dari kalangan mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa memiliki peranan sentral dalam mempertahankan dan memperkuat persatuan serta kesatuan masyarakat.
Maka dari itu, kelompok 3 Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK), kelas Kewarganegaraan 29, Universitas Sumatera Utara melakukan penelitian mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menjaga persatuan dan kesatuan yang ada. Adapun mahasiswa yang melakukan penelitian ini yaitu Christo Joseph, Devina Salsabila, Liyana Izzah, Muhammad Agustian, Nathanael Rapha, Eljaagave Sigalingging, dan Nayla Indriani.
Ketua kelompok penelitian tersebut, Christo Joseph, mengatakan bahwa judul yang mereka pilih sudah sangat sesuai dengan keadaan bangsa saat ini. “Kami memilih judul ini karena kami melihat bahwa mahasiswa sebenarnya merupakan pilar utama dalam menjaga keutuhan bangsa. Kami juga ingin mengetahui bagaimana keadaan mahasiswa dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan di dalam lingkungan kampus. Apakah sudah sesuai atau masih banyak penyimpangan yang terjadi,” ujarnya pada Selasa (4/4).
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket berupa kuisioner kepada mahasiswa aktif Universitas Sumatera Utara. Hasilnya adalah mahasiswa memang menjadi sentral dari perubahan yang akan terjadi kedepannya bagi negara kita. “Hasil riset kami menunjukkan bahwa memang mahasiswa menjadi solusi dari permasalahan sosial yang ada di era globalisasi sekarang karena ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa lebih dari masyarakat lainnya,” tutur Christo.
Mahasiswa memiliki kepekaan yang lebih terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang. Mahasiswa seringkali menjadi pelopor dalam mengidentifikasi dan mengatasi konflik serta masalah yang timbul di masyarakat. Dengan wawasan dan pengetahuan tinggi yang ada, mahasiswa mampu menggali akar permasalahan, membangun dialog, dan mencari solusi yang dapat merangkul semua pihak.
“Namun, ada mahasiswa yang mengatakan di lingkungan kampus masih banyak terjadi penyimpangan terkait persatuan dan kesatuan,” lanjutnya.
“Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa harus menjunjung tinggi nilai pancasila dalam diri kita. Penerapannya dimulai dari lingkungan kampus lalu akan menjalar ke lingkungan masyarakat luas.”
Penelitian ini berkesimpulan bahwa upaya mahasiswa harus terus dikokohkan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik yang ada di lingkungan kampus menjadi gambaran kecil yang akan dihadapi mahasiswa di lingkungan masyarakat luas kedepannya. Dengan ilmu dan pengetahuan yang berlimpah, mahasiswa harus bisa menyelesaikan segala konflik di lingkungan kampus dengan baik agar kedepannya mahasiswa tidak ambil pusing dalam menyelesaikan konflik yang jauh lebih besar.
Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu: Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si.
Redaktur: Anna Fauziah Pane
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.