Oleh: Azka Zere
Suara USU, Medan. Genap sepuluh hari, tepatnya pada Sabtu (5/6) lalu kompetisi Debat Nasional Bahasa Indonesia yang diadakan organisasi debat di Jambi, Siginjai Debate Club (SDC) telah resmi berlalu. Kompetisi yang diikuti 32 tim dari seluruh Indonesia ini telah berhasil dimenangkan oleh tim mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dengan menduduki juara harapan 1. Tiga mahasiswa yang telah mengharumkan nama USU di ajang nasional ini terdiri dari:
- Aditya Rizky Ginting (S1 Ilmu Hukum 2018)
- Ariandi Ramadan (S1 Ilmu Hukum 2017)
- Muhammad Da’i Kuncoro (S1 Manajemen 2019).
Kompetisi yang diadakan secara virtual melalui zoom meeting ini tidak memiliki tema khusus secara umum. Melainkan bebas dan tiap tim memiliki bahasan yang bervariasi.
“Temanya bebas dan tiap mosi bervariasi bahasannya. Kalau di debat, temanya ditentukan 15 menit sebelum mulai. Apa pun temanya wajib kita ambil. Kita kemarin dapetnya tema tentang isu komisaris BUMN, sinetron yang pemerannya di bawah umur, lalu tentang pencurian data,” terang Da’i.
Setiap satu babak dalam kompetisi debat yang diikuti siswa SMA/sederajat dan mahasiswa ini dapat menghabiskan waktu 90−150 menit. Masing-masing pembicara dapat menggunakan waktunya selama 7 menit, dengan catatan toleransi selama 20 detik.
Kemenangan yang mereka raih tentu saja tak luput dari hambatan. Da’i mengaku terdapat kendala chemistry di antara mereka dikarenakan kondisi tim yang belum lama dibentuk.
“Kendalanya ada di chemistry atau ikatan di antara kami, sih. Karena pembicara 1 kami baru mulai debat lagi, jadi butuh penyesuaian. Tim kami juga belum lama dibentuk. Tapi Alhamdulillah bisa teratasi berkat saling percaya dan mendukung satu sama lain. Yang kami yakini, kemenangan bukan punya satu atau dua orang, tapi seluruh tim,” ungkap Da’i.
Da’i juga menuturkan bahwa kompetisi kali ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Mereka menikmati sensasi perdebatan, tanpa adanya beban dari pihak kampus maupun pihak lain.
“Jujur, pengalamannya benar-benar tidak terlupakan. Di sini kami serius mengeluarkan performa total kami yang didapatkan setelah usaha bertahun-tahun. Aku juga ngerasa sangat bebas dalam berpidato, menikmati sensasi perdebatan tanpa adanya beban atau ekspektasi baik dari kampus maupun pihak lain. Bagi aku, ini merupakan penutup yang sempurna meski kami bukanlah juara utama,” tuturnya.
Mahasiswa manajemen ini juga membeberkan sedikit tips untuk para peserta yang ingin mengikuti kompetisi selanjutnya.
“Untuk tips, dari aku, jangan pernah takut untuk bersuara. Sekecil apa pun suara kamu, bisa jadi hal itulah yang mengubah dunia. Biarkan orang lain ikut mendengarnya dan takjub dalam alunannya,” tutupnya pada akhir wawancara.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.