Oleh: Deva Junita Graciela Simanjuntak
Suara USU, Medan. Di era digital saat ini, teknologi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, khususnya di bidang pendidikan. Penggunaan perangkat seperti proyektor dan kabel HDMI sudah menjadi kebutuhan yang wajib ada saat pembelajaran berlangsung. Namun seringkali ditemui permasalahan teknis pada proyektor dan kabel HDMI yang terjadi di luar kendali. Lantas apakah itu menjadi salah mahasiswa?
Tidak dapat dipungkiri, kemajuan zaman membuat kegiatan belajar-mengajar khususnya di dunia perkuliahan tidak jauh-jauh dari kegiatan presentasi yang membutuhkan proyektor serta kabel HDMI sebagai media perantaranya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan presentasi sudah menjadi budaya dalam pembelajaran yang ada di perkuliahan. Biasanya dosen-dosen akan membentuk beberapa kelompok dan memberikan topik kepada mahasiswa, kemudian tiap kelompok mahasiswa akan mengembangkan topik tersebut dan mempersentasikan topik tersebut sesuai dengan jadwalnya masing-masing.
Untuk melakukan kegiatan presentasi, pastinya tidak jauh-jauh dari laptop, proyektor dan kabel HDMI sebagai media yang digunakan dalam presentasi. Dimana laptop yang biasanya sudah dibawa oleh mahasiswa dan proyektor beserta kabel HDMI yang dapat diperoleh dari kampus.
Namun adanya kesalahan teknis seringkali menjadi kendala bagi mahasiswa untuk mempresentasikan materinya. Kelompok mahasiswa yang mendapatkan jadwal presentasi biasanya akan datang lebih awal untuk mempersiapkan media presentasi. Mereka biasanya sudah harus memastikan bahwa semua alat yang dipakai dalam presntasi sudah berfungsi dengan baik sebelum mata kuliah dimulai.
Biasanya setiap ruang kelas sudah difasilitasi proyektor, namun masih ditemukan beberapa ruangan yang tidak memfasilitasi hal tersebut dan terdapat juga ruangan yang alatnya tidak dapat berfungsi dengan baik untuk digunakan sehingga mahasiswa harus meminjamnya lagi ke ruang peralatan.
Seringkali usaha yang dilakukan mahasiswa ini sia-sia. Ketika mereka datang lebih cepat terutama saat kelas pagi, kantor peralatan belum buka. Belum lagi ketika berebut untuk mendapatkan proyektor ataupun HDMI yang ketersediannya terbatas. Lantas ketika upaya yang dilakukan mahasiswa ini berakhir sia-sia dan sudah berupaya untuk meminjam, tetap saja tidak dapat digunakan menjadi kesalahan mereka.
Saat sistuasi seperti ini, tidak jarang dosen akan menyalahkan mahasiswa karena dianggap tidak mempersiapkan presentasi dengan baik. Meskipun ingin melakukan pembelaan, tidak ada kesempatan yang diberikan. Hal ini mengakibatkan pengurangan nilai menjadi imbas yang dikenakan kepada mahasiswa.
Fasilitas yang seharusnya dapat digunakan mahasiswa sebagai haknya, menjadi penghalang dalam kegiatan pembelajaran. Kesalahan yang di luar kendali mahasiswa, menjadi tanggung jawab mereka. Sangat besar harapan mahasiswa kepada kampus untuk dapat lebih peka lagi terhadap keberlengkapan fasilitas terutama fasilitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran demi mencapai kenyamanan baik untuk dosen maupun mahasiswa dalam peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di perkuliahan.
Redaktur: Grace Silva
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.