Oleh: Grace Tondang
Suara USU, Medan. Sapo Juma Tongging, sebuah permata tersembunyi di Jalan Tongging-Silalahi, Tongging, Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi pencinta keindahan alam.
Terletak di kaki Gunung Sibayak, taman bunga yang lebih dikenal dengan nama Sapo Juma Tongging ini menjadi oasis bagi beragam jenis bunga yang bermekaran sepanjang tahun. Hamparan bunga berwarna-warni menciptakan panorama yang begitu memukau, seakan-akan pengunjung sedang berada di sebuah taman bunga di Eropa. Udara sejuk khas pegunungan dan pemandangan alam yang asri semakin melengkapi keindahan tempat ini.
Frasa sapo juma berasal dari bahasa Batak Karo, yakni ‘sapo’ yang berarti pondok dan ‘juma’ yang berarti ladang. Istilah sapo juma dipilih karena lokasinya yang sangat rindang serta dipenuhi banyak tanaman. Mulai dari bunga kecil hingga berbagai macam pohon yang menyerupai perkebunan serta dilengkapi tempat berteduh layaknya sebuah kebun alami.
Sapo Juma Tongging awalnya adalah sebuah lahan kosong yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah taman bunga oleh masyarakat setempat. Tujuan awal pengembangan taman bunga ini adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan adanya taman bunga ini, diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Lokasi Sapo Juma Tongging tidak jauh dari Air Terjun Sipiso-Piso, hanya berjarak sekitar 900 meter atau menghabiskan waktu sekitar 15 menit. Terdapat beberapa rute untuk sampai di sapo juma, pertama melalui gerbang retribusi kemudian pilih jalur kanan di persimpangan atau rute lain dengan melewati Gajah Bobok ataupun pengunjung bisa melewati jalur lintas Merek – Sidikalang. Untuk memasuki area sapo juma, pengunjung cukup dengan membayar Rp20.000 per orang. Harga ini mencakup banyak fasilitas termasuk parkiran yang aman.
Konon, di balik keindahan Sapo Juma Tongging terdapat sebuah legenda tentang bunga edelweis. Bunga edelweis yang tumbuh di lereng Gunung Sibayak dianggap sebagai simbol cinta yang abadi. Dikatakan pasangan yang dapat menemukan bunga edelweis dan memberikannya kepada pasangannya akan hidup bahagia selamanya.
Keunikan Sapo Juma Tongging terletak pada keberagaman jenis bunga yang ditanam. Mulai dari bunga-bunga yang berwarna cerah seperti mawar, krisan, aster, hingga bunga-bunga yang memiliki bentuk unik seperti anggrek dan bunga matahari. Setiap musim, taman bunga ini selalu menyajikan pemandangan yang berbeda-beda.
Pada musim semi, bunga-bunga sakura akan bermekaran dengan indahnya, sementara pada musim panas, bunga matahari akan menyambut pengunjung dengan warna kuningnya yang cerah.
Selain keindahan bunga, Sapo Juma Tongging juga menawarkan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan pengunjung. Terdapat area parkir yang luas, toilet yang bersih, dan warung makan yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman khas Karo.
Bagi pengunjung yang ingin bermalam, tersedia juga penginapan dengan pemandangan yang indah dengan harga sekitar Rp600.000 per malam untuk 2 orang per kamarnya. Bagi yang ingin merasakan sensasi berkemah, Sapo Juma Tongging juga menyediakan area camping ground. Jika berkemah dengan tenda dari pihak sapo juma, untuk dewasa dikenakan tarif Rp150.000 per malam dan untuk anak-anak Rp90.000 per malam. Menyewa atribut kemah lainnya seperti sleeping bag Rp25.000 per buah.
Salah satu daya tarik utama Sapo Juma Tongging adalah spot foto yang instagramable. Setiap sudut taman bunga ini sangat cocok untuk dijadikan latar belakang foto. Pengunjung dapat berpose di tengah-tengah hamparan bunga, atau duduk santai di gazebo sambil menikmati pemandangan. Bagi pecinta fotografi, Sapo Juma Tongging adalah surga untuk berkreasi.
Tidak hanya untuk berkunjung dan menginap, lokasi ini juga sering dijadikan sebagai tempat prewedding. Hal yang berbeda dan unik adalah tidak adanya sampah di sekitar sapo juma. Sedari awal memasuki jalan area sapo juma, wisatawan dikelilingi oleh taman yang berpagar di sebelah kanan dan kiri wisatawan dengan jalan yang bersih tanpa sebiji sampah.
Bayangkan saja, tidur di bawah langit yang penuh bintang ditemani suara serangga khas ruang hijau terbuka tentunya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Redaktur: Fatih Fathan Mubina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.