SUARA USU
Opini

Tradisi yang Menghalangi Prestasi

Sumber foto: nusantarapedia.net

Penulis: Muhammad Fathur Ammar

Suara USU, Medan. Sebagai seorang mahasiswa mungkin kita sudah sering mendengar atau melihat berbagai tradisi di dunia perkuliahan . Mulai dari tradisi perploncoan ketika ospek, minta tanda tangan senior, rambut harus botak untuk mahasiswa baru laki-laki dan kegiatan – kegiatan lainnya yang sebenarnya tidak ada korelasi dengan kegiatan akademik.

Berbagai alasan diberikan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari berbagai tradisi tersebut. Ada yang berpendapat tradisi tersebut untuk melatih mental mahasiswa baru agar siap di dunia perkuliahan. Dan pendapat yang lain adalah untuk mempererat hubungan persaudaraan di antara mahasiswa. Akan tetapi kenyataannya, banyak mahasiswa yang mengeluhkan dan menganggap tradisi tersebut malah memberatkan bukan memberikan dampak positif.

Sebagai seorang mahasiswa yang baik sudah sepantasnya kita mengejar mimpi dan prestasi. Akan tetapi bagaimana hal tersebut dapat terwujud ketika seorang mahasiswa diberatkan oleh berbagai tradisi yang menganggu produktifitas. Tanpa melakukan berbagai kegiatan tradisi tersebut pun dunia perkuliahan sudah sangat melelahkan dan membutuhkan konsentrasi penuh agar proses belajar berjalan maksimal. Apalagi sebagai penerus bangsa mahasiswa dituntut untuk memiliki berbagai keahlian dan pengetahuan agar dapat bersaing secara global. Tapi bagaimana hal tersebut dapat terwujud apabila di dunia akademisi saja masih disibukkan dengan hal – hal seperti tradisi yang tidak ada dasar logikanya sama sekali.

Memang tidak dapat dipungkiri ada juga tradisi di dunia perkuliahan yang memberikan dampak positif. Tujuan dari tradisi tersebut mungkin sudah sangat baik tapi hal tersebut harus juga dibarengi dengan proses yang benar. Seringkali berbagai tradisi di kampus tidak memperhatikan aspek kebutuhan dan keadaan dari mahasiswa itu sendiri. Karena setiap mahasiswa pasti memiliki pandangan, cara belajar, dan ketahanan emosional yang berbeda –  beda. Para senior atau orang menjalankan tradisi hanya mementingkan apakah tradisi itu terlaksana tanpa melihat apakah para mahasiswa tersebut mampu atau membutuhkan tradisi tersebut.

Sebagai mahasiswa harusnya lebih menekankan pemikiran logis dan rasional. Seorang mahasiswa dituntut mampu untuk membedakan mana hal yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Dunia perkuliahan yang harusnya identik dengan diskusi dan adu gagasan bukan adu otot atau adu sorakan . Sudah saatnya mahasiswa mengejar prestasi dan mimpi yang dititipkan oleh orang tua, bangsa dan negara. Mahasiswa harusnya melihat jauh ke depan bukan sibuk melihat ke belakang . Sudah cukup mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tidak ada manfaatnya dan lebih banyak melakukan kegiatan yang membuat mahasiswa lebih dekat kepada mimpi dan cita-citanya.

Redaktur: Anna Fauziah Pane


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Masa Depan ATM di Era Penggunaan Uang Elektronik

redaksi

PEMA USU dalam Dualisme

redaksi

Ujian Tengah Semester Pertama: Tantangan dan Pembelajaran Baru Bagi Mahasiswa Baru 2023

redaksi