SUARA USU
Opini

Tugas Kelompok, Solusi atau Masalah?

Oleh: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. Tugas kelompok adalah topik yang sering menjadi sumber kontroversi dalam dunia pendidikan. Meskipun tujuannya adalah mengajarkan kerja sama dan keterampilan sosial, tugas kelompok
sering kali menghadirkan masalah serius bagi para mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa merasa bahwa tugas kelompok merupakan masalah daripada solusi.

Salah satu masalah utama adalah ketidakseimbangan kontribusi. Seringkali, dalam kelompok tugas, hanya ada beberapa orang atau bahkan satu orang saja yang aktif dan berkonstribusi dalam pengerjaan tugas. Sedangkan anggota kelompok lainnya sama sekali tidak berkontribusi
atau terkadang bersikap tidak peduli. Mereka berasumsi tugas tersebut pasti akan selesai walaupun mereka tidak ambil adil di dalammnya. Hal ini membuat frustrasi dan ketidakpuasan kepada pihak yang merasa dirugikan dalam pengerjaan tugas kelompok. Mereka-mereka yang
menjadi korban para anggota yang hanya “numpang nama.”

Selain itu, masalah komunikasi sering terjadi dalam tugas kelompok. Tidak semua anggota kelompok memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan ini dapat menghambat kolaborasi yang efektif. Kelompok yang tidak memiliki komunikasi yang efektif bisa kesulitan mengoordinasikan pekerjaan mereka dan mencapai tujuan tugas. Ini bisa menyebabkan ketegangan di antara anggota kelompok sehingga menjadi sulit untuk mencapai kesepakatan dalam kelompok, dan ini dapat memperlambat kemajuan tugas.

Masalah lainnya adalah perbedaan jadwal yang sulit diatasi. Tugas kelompok juga dapat menjadi masalah ketika anggota kelompok memiliki jadwal yang padat. Sehingga mengkoordinasikan pertemuan dan waktu kerja bersama bisa sulit, terutama jika anggota kelompok memiliki komitmen lain di luar kelas. Tidak hanya itu, terdapat kendala lain seperti perbedaan tingkat kemampuan dalam kelompok, dan bahkan konflik interpersonal yang timbul selama kerja sama.

Terakhir, masalah penilaian adalah hal yang sering dikeluhkan. Bagaimana kita menilai kontribusi individu dalam kelompok? Apakah ada anggota yang “mengikuti aliran” tanpa benar-benar berkontribusi? Ini adalah pertanyaan yang sering kali sulit dijawab. Para anggota
kelompok yang aktif daripada yang lain akan merasa ketidakadilan dalam penilaian. Siswa yang lebih rajin akan merasa dirugikan, sementara yang kurang berkontribusi bisa merasa mengambil jalan pintas.

Pada kenyataannya, tugas kelompok memiliki potensi besar untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kolaboratif. Dengan adanya tugas kelompok dapat membantu para mahasiswa belajar bekerja sama, menghormati sudut pandang orang lain, dan memecahkan masalah bersama. Namun, dalam banyak kasus, tugas kelompok sering kali menjadi momok
yang menakutkan. Seringkali ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi, atau ketidaksetaraan dalam pembagian beban kerja.

Oleh karena itu, pendidik perlu meperhatikan lebih dalam merancang dan mengelola tugas kelompok. Universitas harus memastikan bahwa tugas kelompok dirancang dengan cermat, anggota kelompok diberi panduan yang jelas, memantau aktivitas kelompok, dan ada cara untuk mengukur kontribusi individu dengan adil. Karena ketika tugas kelompok tidak direncanakan dan diawasi dengan baik, mereka dapat menjadi pengalaman yang tidak produktif dan menyebabkan ketidakpuasan mahasiswa. Selain itu, pendidik perlu memberikan bimbingan tentang bagaimana mengelola komunikasi yang efektif dalam kelompok. Dan penting bagi pendidik untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah ini agar tugas kelompok dapat memberikan manfaat yang seimbang bagi para mahasiswa.

Redaktur, Taty Kristina


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Related posts

Kuantitas Publikasi Ilmiah Tidak Sesuai dengan Kualitasnya, Beban Kerja Dosen Patut Dikaji Ulang

redaksi

Aklamasi, Budaya yang Harus Dihindari!

redaksi

Neuroplasticity, Kunci Meningkatkan Kemampuan Belajar saat Ujian

redaksi