Sumber foto: Pinterest.com
Oleh: Cahya Muty Salsabila
Di titik-titik detik malam menjelang fajar
Rakyat berdiri di persimpangan jalan
Pilihan bukan sekadar tanda di kertas suara
Namun tonggak yang mengukir jejak masa depan
Malam senyap, suara-suara bergemuruh
Dalam sunyi hati, Rakyat berbisik, harus berhati-hati
Angan di ujung jari, tanggung jawab di pundak
Sebelum langkah diambil, sebelum suara diberikan
Dalam labirin kata-kata yang tak diilhami
Mereka menyusup, merayu budi dan nurani
Berhati-hatilah, jangan terlena dalam pesona kata
Bagi mereka mungkin sandiwara, tidak bagimu
Ingatlah, setiap pilihanmu mengukir nasib
Dalam balutan masa depan yang tak terduga
Sebab di tanganmu terletak amanah rakyat
Pilihanmu, simpul penuh pertanggungjawaban
Kata-kata manis, namun tajam belati kepentingan
Dipelintir menjadi alat, memutar fakta, hingga kehilangan arah
Etika terpendam di balik kata-kata kosong
Politik identitas, tergaung dalam keserakahan
Konstitusi ternoda, darah mengalir merah
Lebih kental dari air, lebih dalam dari lautan
Calon pemimpin berjanji cemerlang
Namun, dalam bayang-bayang, siapakah yang terang?
Dengarkanlah seruan manis dari mereka yang haus kekuasaan
Kata mereka Rakyat adalah Tuan, jabatan hanyalah mandat
Siapa yang benar? Siapa yang keliru?
Di balik lambaian bendera, kebenaran tertutup rapat
Suara rakyat, dilekat di jari kelingking
Terhanyut dalam panggung retorika
Bagaikan kisah di antara asa dan angan
Kini tiba saatnya menghitung suara
Di alam demokrasi bergema cerita
Fajar bergulir, penuh intrik dan fitnah
Setiap suara yang kau hujam membawa konsekuensi
Berhati-hatilah, berhati-hatilah
Pilihlah dengan bijak, ingatlah, setiap pilihan membawa beban,
Bukan hanya untuk hari ini, tapi masa yang akan datang!
Reporter: Feby Simarmata
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.