Reporter: Tsabitah Syafanaura / Fransiska Zebua
Suara USU, Medan. Konferensi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama dengan Universitas Sumatera Utara telah mengadakan Talkshow dan Exhibition pada Selasa (25/07) di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara menjelang acara puncak Konferensi Penyiaran 2023.
Talkshow dan exhibition ini mengusung tema Industri Penyiaran dan Perubahan Dunia yang berfokus membahas bagaimana industri penyiaran berkaitan dengan teknologi informasi yang berkembang dan memiliki dampak pada dunia penyiaran di Indonesia yang senantiasa mengalami perubahan. Berkolaborasi dengan Museum Penerangan, pada kegiatan ini diadakan pula eksibisi labirin komunikasi yang memuat informasi mengenai sejarah dan perkembangan teknologi komunikasi dari zaman dulu hingga sekarang.
Untuk memperluas pengetahuan para peserta yang hadir dalam talkshow dan exhibition, kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yang handal di bidangnya yaitu, Dr. Usman Kansong, S. Sos., M.Si selaku Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (Kemenkominfo RI), Drs. Muhammad Syahrir, M.I.Kom selaku Komisioner KPID Sumatera Utara, dan Dr. Phil. Ichwan Azhari yang merupakan dosen UNIMED.
Pembicara pertama Dr. Usman Kansong, S. Sos., M.Si membahas tentang perubahan trend media di Indonesia dan mengenai kebijakan yang diberikan terhadap perubahan media tersebut. Usman Kansong menyatakan lembaga penyiaran mungkin saja dapat bersaing dengan media sosial dengan selalu mengikuti digitalisasi penyiaran dan juga pengembangan konten mendidik yang akan menarik minat masyarakat. Media penyiaran juga memiliki peran penting sebagai penjernih disinformasi yang terkadang terjadi di tengah masyarakat akibat berita hoax yang banyak beredar di media sosial.
“Media penyiaran tentu saja bisa menjadi rumah penjernih informasi dari banyaknya berita hoax yang beredar di media sosial. Media penyiaran harus dipertahankan eksistensinya di tengah masyarakat dengan memberi informasi yang tentunya lebih akurat dibandingkan dengan media sosial. Cara mempertahankannya ya dengan kembali mengajak masyarakat dan diri sendiri untuk lebih banyak menikmati tayangan televisi dan radio, terutama di kalangan anak muda,” ujar Usman.
Pembicara kedua Drs. Muhammad Syahrir, M.I.Kom menjelaskan peran media non digital dalam dunia penyiaran di Indonesia sebelum perubahan yang terjadi ditandai dengan banyaknya media digital saat ini. Transformasi yang terjadi terhadap media dimulai ketika peralihan penyiaran lisan ke penyiaran online. Syahrir menceritakan bagaimana sejarah penyiaran tradisional yang awalnya hanya berupa penyampaian secara lisan melalui tradisi-tradisi tertentu. Ketika manuskrip ditemukan atau dapat dikatakan penyiaran dengan media tulisan, penyiaran tradisional tersebut tetap ada sehingga kedua media tersebut muncul secara bersamaan. Industri penyiaran atau pers dimulai dari pembahasan perdagangan yang awalnya banyak dibahas dalam media non digital atau media tulisan.
Materi yang tidak kalah penting juga disampaikan oleh pembicara ketiga, Dr. Phil. Ichwan Azhari yang membahas tentang bagaimana pola penyiaran dalam masyarakat saat ini setelah masa perubahan media. Selain itu, Ichwan Azhari juga memaparkan tantangan-tantangan yang dihadapi selama terjadinya perubahan dalam industri penyiaran tersebut.
Redaktur: Anna Fauziah Pane
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.