Penulis : Annisa Azzuhra
Suara USU, Medan. Saat mendengar kata “ investasi ”, hal yang langsung terpikirkan oleh kita adalah pebisnis handal dan kaya raya. Dua kata tersebut saling berkaitan satu sama lain. Biasanya orang yang melakukan kegiatan investasi adalah pebisnis yang memiliki banyak perusahaan dan memiliki penghasilan yang sangat besar alias kaya raya. Namun, bagaimana jika seorang mahasiswa yang terkenal sangat minim dalam hal mengelola keuangan melakukan kegiatan investasi? Tentu saja bisa.
Ada banyak jenis investasi yang dapat dipilih saat ini, namun yang paling banyak dilirik adalah Investasi Reksadana dan Investasi Emas. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Reksadana adalah wadah yang digunakan masyarakat untuk menghimpun dana, kemudian dikelola sebagai investasi oleh manajer investasi ke dalam portofolio efek ( surat berharga ) seperti saham, obligasi, deposito, dan lainnya.
Ada empat jenis investasi reksadana dengan beragam keuntungan dan resiko kerugian, yaitu reksadana saham, reksadana pasar uang, reksanadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran. Dari banyaknya pilihan investasi yang ada, mahasiswa juga dapat melakukan investasi dengan modal yang minim, namum dengan keuntungan yang lumayan. Cukup untuk menambah uang jajan.
Investasi yang dapat dipilih mahasiswa adalah Reksadana Pasar Uang. Mekanismenya, yaitu calon investor dapat membeli produk pasar uang sacara online melalui aplikasi yang menyediakan sarana berinvestasi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sehingga terhindar dari resiko penipuan, seperti Bibit, dan aplikasi E-Commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Dengan modal minimal Rp 10.000, mahasiswa sudah dapat membeli produk pasar uang ini. Setelah modal dikeluarkan oleh investor, maka pihak manager keuangan mengumpulkan uang dari berbagai investor dan mengelolanya sebagai utang jangka pendek untuk didistribusikan kepada yang memerlukan modal tambahan. Selain memiliki resiko yang relatif rendah, pasar uang memiliki return yang tinggi. Setiap tahunnya sebesar 6.33% – 7.35%. Kemudian, jatuh tempo yang ditawarkan kurang dari 1 tahun dan sangat mudah untuk dicairkan ke bentuk uang menjadi pilihan mahasiswa untuk berinvestasi karena sangat fleksibel. Misalkan, jika mahasiswa telah melakukan investasi sebesar Rp 5.000.000 / tahun dengan return sebesar 7%, maka keuntungan yang akan didapatkan sebesar Rp 350.000 / tahun.
Selain pasar uang, investasi lainnya yang cocok bagi mahasiwa untuk mengelola uang adalah investasi emas. Emas dianggap menjadi investasi yang paling aman jika dibandingkan dengan investasi lainnya, sebab memiliki nilai yang cenderung stabil dalam jangka waktu panjang. Kelebihan lainnya emas memiliki likuiditas tinggi sehingga dapat dijual dengan cepat. Namun, kita harus pandai melihat peluang perubahan harga emas agar mendapatkan keuntungan, Kita dapat membeli emas ketika harganya sedang rendah dan dapat menjualnya ketika harganya tinggi, sehingga kita mendapatkan keuntungan dari selisih penjualan emas.
Banyak layanan mekanisme investasi emas tersedia, baik secara online maupun offline. Dengan modal minimal Rp 10.000, kita sudah dapat menabung emas melalui aplikasi yang mendukung investasi emas serta diawasi oleh OJK, seperti Tokopedia. Namun, jika ingin berinvestasi secara tradisional atau offline, kita dapat melakukannya di PT. Pegadaian dan bank-bank swasta dengan besaran modal tertentu.
Akhirnya jenis apapun investasi yang dipilih, kunci keberhasilannya terletak dari konsistensi dan kepekaan terhadap perubahan harga yang fluktuatif. Jika kita sebagai mahasiswa giat menyisihkan uang jajan minimal Rp 10.000 saja per harinya untuk berinvestasi, maka keuntungan besar akan menunggu di depan mata. Ditambah dengan semakin mudahnya akses, maka tidak ada alasan lagi untuk menunda berinvestasi. Jadi, mari mulai berinvestasi dari sekarang, tuai keuntungan dimasa depan.
Redaktur : Wiranto Asruri Siregar
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.