Reporter: Anggie Syahdina Fitri/Salsabila Rania Balqis
Suara USU, Medan. Pameran seni De’Vintage sukses diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif, dan Pameran (MICE) Politeknik Negeri Medan di Grama Sphere Coffee, Sabtu (26/11). Pameran yang dibuka untuk umum ini melibatkan 45 orang seniman dengan total 76 buah karya seni. Acara ini dibuka dengan tari selamat datang yang berasal dari Papua dan dibawakan langsung oleh mahasiswa Politeknik Negeri Medan dan Universitas Sumatera Utara.
Mengusung tema Bring Back The Memory, pameran ini dapat membawa kembali kenangan yang disalurkan melalui seni rupa dari karya seni yang ditampilkan saat pameran. Acara ini juga dilaksanakan dengan tujuan menjadi langkah awal bagi seniman muda agar terus bangkit menciptakan karya seninya untuk dipamerkan ke masyarakat.
Muhammad Yusuf Daulay selaku proyek manajer De’Vintage berharap pameran ini mampu memberikan motivasi untuk menumbuhkan kecintaan dan penghargaan kepada para seniman daerah.
“Kami panitia tidak memilih-milih para seniman yang ingin menjadi art exhibitor dan memberikan kesempatan langsung bagi mereka yang ingin mengajukan diri sebagai art exhibitor,” ungkap Yusuf.
“I love to grieve. I love being sad, mad, and bad at some moments. No one makes me, it’s just part of me, take it as personal space that anyone could never understand. And it’s beautiful. It is.”
Lukisan berjudul Colors Wrapped in The Absence of Color milik Zakiah Amalina ini menyampaikan pesan dibalik momen kelam dalam hidup kita yang sebenarnya merupakan proses membuat kita menjadi lebih hidup dan berwarna.
“Dari luar, perasaan sedih atau marah yang kita rasakan selalu kelihatan jelek dan kelam. Tapi sebenarnya, dibalik itu, ada our true colors. Akhirnya, setelah lewat proses kelam tadi, kita jadi makin mengenal, menerima, dan sayang dengan diri kita sendiri. Kalau udah bisa menerima semuanya, kitanya bisa jadi mekar, kan? Nah, itu maksud bunga abstrak di tengahnya,” jelas Zakiah.
Dibandingkan lukisan biasa, Zakiah memilih lukisan yang dibuat dengan clay dan disusun di atas kanvas dan diberi warna, hingga lukisan terasa lebih nyata saat dilihat. Zakiah juga merasa puas bisa menjadi bagian dari pameran seni ini dan berharap agar ke depannya pameran seni bisa lebih terorganisir secara keseluruhan.
“Semoga karya dari seniman-seniman bisa lebih dihargain karena proses membuat karya itu gak semudah yang dipikir orang-orang dan semoga penikmat seni juga makin banyak, juga seniman di Kota Medan semakin aktif dan semangat berkarya,” harap Zakiah.
Selain pameran seni juga, terdapat live paint oleh Enduu, live performance oleh 1080.id, D Last Voice, Mefous, dan Shadowplay, serta open booth bisnis lokal oleh YMS Brand, Moona Monroe, dan Pirlo.
Yusuf berharap, dengan mengadakan pameran seni De’Vintage ini dapat memberikan suguhan yang inspiratif, edukatif, dan rekreatif bagi publik luas.
“Khususnya untuk kalangan anak muda, diharapkan pameran ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dengan menyaksikan secara langsung karya-karya asli dari seniman muda Sumut,” tutup Yusuf.
Redaktur: Azka Zere Erlthor
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.