Oleh: Syafa Tasya Afrinda/Siti Azzahra Syahqila/Zafira Alya Maharani/Togar Fransiskus Simbolon/Shakilla Clarissa Thalita
Suara USU, Medan. Project Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat proses belajar, di mana proyek atau kegiatan digunakan sebagai media untuk mencapai kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam PBL, peserta didik berperan aktif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mempresentasikan proyek-proyek yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan PBL ini, kami menggunakan metode wawancara dan observasi dengan warga disekitar Sungai Deli untuk mengetahui kondisi di sekitar Sungai Deli dan apa saja upaya yang sudah di lakukan untuk menjaga dan melestarikan kebersihan Sungai Deli
Beberapa mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari mata kuliah Pekerja Sosial Internasional, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen yang terdiri dari Zafira Alya Maharani (220502134), Togar Fransiskus Simbolon (220502136), Syafa Tasya Afrinda (220502138), Siti Azzahra Syah Qila (220502140), Shakila Clarissa Thalita (220502144) akan membahas tentang Tercemarnya Sungai Deli akibat minimnya sarana Tempat Sampah.
Sungai Deli merupakan salah satu sungai utama yang mengalir melalui kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sungai ini memiliki panjang sekitar 73 kilometer dan memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitarnya. Selain sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, Sungai Deli juga memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi.
Namun, seperti banyak sungai di daerah perkotaan lainnya, Sungai Deli menghadapi berbagai tantangan kebersihan yang serius. Urbanisasi yang pesat, aktivitas industri, dan perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan telah menyebabkan peningkatan polusi di sungai ini. Sampah plastik, limbah rumah tangga, dan limbah industri sering kali dibuang langsung ke sungai, menyebabkan penurunan kualitas air dan membahayakan ekosistem yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 29 Mei 2024, beberapa fakta mengenai Sungai Deli dapat kita ketahui yaitu Sungai Deli adalah sungai yang membelah Kota Medan, Sumatera Utara, kini tercemar sampah plastik dan limbah domestik. Hal ini menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar sungai.
Pantauan di sepanjang bantaran Sungai Deli menunjukkan tumpukan sampah plastik yang mengapung dan terdampar di tepi sungai. Jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan adalah botol plastik, kantong plastik, dan styrofoam. Sampah-sampah ini berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, dan tempat usaha.
Walaupun pemerintah sudah memberikan himbauan terkait larangan untuk membuang sampah ke dalam area Sungai Deli, tetapi respon dan tindakan masyarakat masih tetap sama. Dengan tetap membuang sampah di sekitaran Sunga Deli.
Kebersihan Sungai Deli menjadi isu kritis yang membutuhkan perhatian segera dari berbagai pihak. Upaya untuk menjaga dan memulihkan kebersihan sungai ini melibatkan peran serta pemerintah, komunitas lokal, organisasi lingkungan, dan masyarakat luas. Program edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan penerapan sanksi bagi pelanggar aturan lingkungan merupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Kesimpulan
Upaya untuk melestarikan Sungai Deli dan mengembalikannya menjadi sungai yang bersih dan sehat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah. Kerjasama yang sinergis antara masyarakat dan pemerintah merupakan kunci utama untuk melestarikan Sungai Deli. Dengan upaya bersama, kita sebagai pembaca dapat mengembalikan sungai Deli menjadi sungai yang bersih, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Saran
Pemerintah perlu membuat kebijakan dan regulasi yang tegas untuk mencegah pencemaran sungai. Regulasi ini harus mencakup standar kualitas air sungai, larangan membuang sampah ke sungai, dan sanksi bagi pelanggar. Pemerintah dapat memberikan dukungan kepada masyarakat dalam bentuk edukasi, pelatihan, dan pendanaan untuk kegiatan pelestarian sungai. Pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak lain, seperti: NGO, komunitas masyarakat, dan sektor swasta, dalam upaya pelestarian sungai.
Artikel ini adalah publikasi tugas MKWU Pekerja Sosial Internasional dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.