Oleh: Jesika Yusnita Laoly
Suara USU, Medan. Punya teman yang selalu ada di setiap momen berharga dalam hidup kita merupakan satu hal paling membahagiakan dalam hidup. Kebersamaan dengan teman juga menjadi bagian dari momen berharga yang kita miliki. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa dukungan teman sangat membantu kita terutama di saat-saat sulit. Mereka jadi tempat curhat, tempat berbagi solusi dan saran, atau sekadar membuat kita merasa enggak sendirian. Tapi sadar enggak sih kalau kadang dukungan teman yang terlalu berlebihan malah bisa bikin kita jadi enggak berkembang? Mungkin kedengarannya aneh, tapi kadang, support dari teman malah bisa jadi “jebakan” yang bikin kita susah maju.
Pertama, ada yang namanya “zona nyaman”. Ketika kita selalu dikelilingi teman-teman yang setuju sama pilihan kita, kita cenderung enggak mau keluar dari pola yang ada. Misalnya, kita punya ide untuk coba sesuatu yang beda atau mungkin lebih menantang. Tapi begitu ada yang bilang, “yakin? jangan sampai gagal loh” kita jadi mikir dua kali. Alhasil, kita memilih untuk tetap di jalur yang “aman,” padahal ada kesempatan buat berkembang di luar sana. Hal inilah yang tanpa kita sadari, menahan kita dari pertumbuhan pribadi dan eksplorasi diri. Padahal terkadang untuk mencapai kesuksesan, seseorang perlu mengambil risiko dan berani untuk keluar dari zona nyaman yang didukung oleh kelompok.
Kedua, mungkin tanpa sadar kita jadi terlalu bergantung sama saran mereka. Misalnya, saat kita mau ambil keputusan besar entah itu soal karier, kuliah, atau pilihan hidup lainnya, kita jadi lebih sering dengerin apa kata teman daripada nurutin apa yang sebenarnya kita mau. Lama-lama, kita bisa kehilangan identitas atau arah tujuan yang kita inginkan sendiri, karena terlalu sering ikut-ikutan saran orang lain. Nah, kebersamaan yang terlalu kuat inilah yang sering kali tanpa sadar membuat kita kehilangan identitas diri. Karena ketika kita terlalu terikat dengan teman-teman, kita cenderung mengikuti pendapat dan keputusan mereka tanpa benar-benar mempertimbangkan apa yang sebenarnya kita inginkan.
Belum lagi, ada kalanya kita malah jadi enggak percaya diri buat ambil keputusan sendiri. Karena kebiasaan dengerin pendapat teman, kita jadi ngerasa harus punya “persetujuan” mereka dulu sebelum melangkah. Ini bikin kita bergantung sama mereka, dan akhirnya kita sendiri jadi ragu buat ambil keputusan tanpa persetujuan dari mereka. Padahal, jadi orang yang bisa berdiri di atas keputusan sendiri itu penting banget buat kedewasaan dan kemandirian kita.
Ketergantungan yang berlebihan terhadap dukungan teman tanpa kita sadari membuat kita kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri. Terlalu sering meminta pendapat atau persetujuan teman dalam setiap langkah bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk bertanggung jawab atas keputusan pribadi. Dan kebiasaan ini berisiko menjadikan seseorang terlalu bergantung pada teman dan kehilangan kepercayaan pada intuisi serta kemampuannya sendiri.
Sebenarnya jika kita simpulkan, meskipun kebersamaan dan dukungan teman memiliki banyak manfaat, ada titik di mana dukungan tersebut justru bisa menjadi penghalang. Memiliki support system memang penting, namun kita tetap perlu punya batasan. Karena kesadaran akan batasan dalam kebersamaan menjadi penting agar seseorang tetap bisa berkembang secara mandiri. Kita harus menempatkan diri kita dalam lingkungan pertemanan kita, ada saatnya kita dengerin pendapat mereka, tapi ada juga momen di mana kita harus yakin sama pilihan sendiri.
Tidak ada yang salah dengan mengambil jarak dari dukungan teman dan mengeksplorasi potensi diri tanpa pengaruh eksternal adalah langkah yang mungkin dibutuhkan untuk mencapai kematangan diri. Karena pada akhirnya, yang bakal menjalani hidup ini ya diri kita sendiri, bukan mereka. Kalau kita berani ambil keputusan yang sesuai sama diri kita, siapa tahu itu justru yang bakal bikin kita lebih bahagia dan berkembang.
Redaktur: Fatih Fathan Mubina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.