SUARA USU
Kabar Kampus

Kembali Dibuka, Apakah Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Worth It ?

 

 

Oleh: Evita Esperanza

Suara USU, Medan. Mahasiswa dapat menambah pengalaman dari berbagai program untuk diikuti. Salah satu program dari Kemdikbud yang dinamakan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) kembali dibuka untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai daerah belajar di kampus lain yang ada di Indonesia. PMM memfokuskan pada pengenalan budaya nusantara bagi mahasiswa baik itu tertulis maupun praktik.

Program PMM membentuk kegiatan yang dinamakan Modul Nusantara. Modul Nusantara terdiri dari kegiatan kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Kegiatan Kebhinekaan membuat mahasiswa pendatang mengikuti kegiatan eksplorasi keragaman budaya di daerah perguruan tinggi penerima. Kegiatan inspirasi membuat mahasiswa bertemu dan berdiskusi dengan figur-figur inspiratif daerah. Kegiatan refleksi di mana mahasiswa pendatang merefleksikan pengalaman kegiatan kebhinekaan dan inspiratif yang sudah dijalani. Tugas akhir dari mahasiswa pendatang yaitu Kegiatan kontribusi sosial memberikan kontribusi kepada masyarakat berupa kegiatan sosial.

“Kalau menurutku pribadi, program ini worth it. Karena, benefit yang didapat banyak. Waktu itu aku pernah punya impian kuliah ke pulau Jawa tapi belum kesampaian. Jadi, melalui PMM aku wujudkan kuliah di pulau Jawa,” ugkap Indri mahasiswa PMM di UPN Veteran Jakarta.

Nazila yang juga merupakan mahasiswa PMM turut menyampaikan pendapatnya mengenai program PMM ini. “Benefit yang kita dapat bisa ngerasain belajar di universitas yang kita mau dan bisa lintas jurusan dari jurusan yang kita tekuni tanpa takut dan tanpa meminta biaya dari orang tua karena dibiayai oleh pemerintah. Kita bisa mendapat teman dari Sabang sampai Merauke menambah relasi dengan teman-teman baru,” ujarnya.

“Kendalanya itu pencairan dananya ngaret. Selain itu, tiap kampus asal kita punya kebijakan masing-masing mengenai kuliah lintas jurusan, ada yang kasih izin, ada juga yang harus di jurusan yang sama agar nilainya bisa dikonversi. Terkait hal ini, bisa dibicarakan oleh Kaprodi masing-masing,” tutup Nazila.

Amanda yang mengikuti program PMM di Bandung mengatakan “Datang di Kota Bandung, cuaca sejuk, dan dapat teman-teman yang tulus worth it banget sih. Meskipun terkadang dana terlambat cair ke mahasiswa. Maka dari itu, sebagai mahasiswa perantau tidak boleh terlalu boros di kota tujuannya.”

Redaktur: Keyvin

Related posts

Perpustakaan USU Selenggarakan Training Penelusuran Database JSTOR

redaksi

Selamat! Mahasiswa Sastra Melayu Stambuk 2019 Terbitkan Dua Buku

redaksi

Angkat Judul Salam dari Binjai, Delegasi USU Sabet Juara 1 Pada LKTI Edufair di Universitas Jenderal Soedirman

redaksi