Reporter: Reinhard Halomoan
Suara USU, Medan. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara (USU), menerima kunjungan asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) pada Senin (20/1/2025). Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Suhadji Hadibroto, FEB USU, dengan menghadirkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) sebagai asesor.
LAMEMBA merupakan lembaga akreditasi perguruan tinggi yang berfokus pada penilaian program studi dalam rumpun ilmu ekonomi yang diprakarsai oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI). Melalui proses akreditasi LAMEMBA, program studi dalam rumpun ilmu ekonomi akan mendapatkan berbagai evaluasi guna meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran.
Proses asesmen diawali dengan acara seremonial pembukaan. Setelah itu, asesor melakukan wawancara secara berurutan dengan alumni, dosen, dan mahasiswa.
Menurut Prof. Apridar, asesor dari LAMEMBA, terdapat sembilan kriteria utama dalam asesmen, meliputi visi dan misi, tata kelola, mahasiswa, sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana, pendidikan dan penelitian, pengabdian, serta pencapaian tridharma perguruan tinggi.
“Jadi itu yang coba kami potret. kemudian nantinya kami akan buat sebuah laporan dan laporan tersebut akan kita sepakati dengan ketua program studi terhadap hasil yang kami potret kemudian hasil kesepakatan tersebut nantinya kami akan bawakan ke LAMEMBA untuk kami presentasikan,” jelas Prof. Apridar.
Terkait hasil asesmen, Prof. Apridar menegaskan bahwa laporan belum bisa diberikan karena masih menunggu kesepakatan dari pihak program studi. “Hasilnya nanti akan diserahkan langsung ke program studi untuk ditinjau. Jika ada kesepakatan, laporan akan ditandatangani bersama. Namun, jika tidak, hasil tetap akan dikirimkan ke LAMEMBA,” ujarnya.
Dalam proses asesmen ini, terdapat sesi interaktif yang melibatkan mahasiswa. Salah satu mahasiswa, Dionesius, berbagi pengalamannya selama sesi tersebut.
“Pengalaman saya dalam mengikuti proses asesmen ini sangat menarik. Saya jadi lebih mengenal tempat saya mengenyam pendidikan tinggi, baik dari segi teknis, fasilitas, dan aspek lainnya. Asesor juga bertanya tentang aksesibilitas yang saya miliki sebagai mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan akademik maupun non-akademik,” jelas Dion.
Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam proses asesmen. “Peran mahasiswa itu vital, karena melalui kami, asesor dapat menilai output akademik yang dirancang kampus dan program studi. Pendapat mahasiswa juga masih diperhitungkan, mengingat adanya sesi khusus untuk kami,” tambahnya.
Dion berharap proses asesmen ini memberikan evaluasi yang konstruktif bagi program studi. “Saya berharap kritik dan masukan mahasiswa selama wawancara dapat mendorong program studi untuk berbenah sehingga menjadi lebih baik di masa depan,” tutupnya.
Redaktur: Feby Simarmata
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.