Reporter: Siti Annisa/Nadya Nurhaliza
Suara USU, Medan. Lembaga Pers Mahasiswa Teropong UMSU telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) pada Sabtu, (20/5) di Aula Fakultas Pertanian UMSU.
Mengusung tema “Create Information In Digital Era” yang mengundang tiga pemateri, Daniel Pekuwali, M.I.Kom, Nofri Affandi, M.I.Kom, dan Agus Supratman, S.P., kegiatan ini dihadiri sekitar 50 lebih peserta PJTD yang berasal dari berbagai LPM seperti: Dinamika, Neraca, Samudera USI, Wacana, Suara USU, dan lainnya.
Adapun materi pertama kegiatan ini dibawakan oleh Daniel Pekuwali, M.I.Kom selaku Redaktur DetikSumut yang membahas tentang straight news. Jika diringkas dalam pemaparannya, rumus paling sederhana dalam membuat straight news adalah judul, lead berita dan kutipan/petikan pertama biasanya saling mendukung.
Dilanjutkan oleh Nofri Affandi, M.I.Kom selaku pemateri kedua dengan membawakan materi tentang live report. Novri sendiri merupakan seorang Reporter TvOne Biro Sumatera. Dalam akhir penyampaian materinya, Nofri memberikan challenge kepada seluruh peserta PJTD untuk melakukan live report di sekitaran Kampus UMSU. Challenge ini dimenangkan oleh Ade Indah Hutasoit dan satu temannya yang berasal dari Bopm Wacana.
Materi terakhir dibawakan oleh Agus Supratman S.P yang merupakan Reporter CNN Indonesia sekaligus Alumni LPM Suara USU. Dalam penyampaiannya, ia membawakan materi yang bersangkutan dengan video jurnalistik. Agus menyebutkan, media yang sangat potensial mempengaruhi perilaku seseorang adalah audio visual dan video visual. Karena, 94% saluran masuknya pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia berasal dari mata yang melihat dan telinga yang mendengarkan.
“Ketika selesai materi ini, semoga bisa kita terapkan ilmunya serta kita pahami dan diterapkan diluaran sana nantinya,” ungkap Raja Hamdani Lubis selaku ketua panitia PJTD LPM Teropong UMSU.
Selain itu, Andini Rizky Pratiwi selaku Pimpinan Umum LPM Teropong USU mengatakan bahwa sebagai seorang jurnalis yang merupakan bagian dari pers harus mengetahui bahwa “Pena kebih kuat daripada pedang” karena apapun yang ditulis akan abadi, dan semua orang akan tau jejaknya.
Redaktur: Tamara Ceria Sairo