SUARA USU
Musik

Makna “Perjuangan” dalam Lagu Buruh Tani

sumber: sumsel.antarnews.com
sumber: sumsel.antarnews.com

Penulis : Kania Haura

“Marilah kawan mari kita nyanyikan. Sebuah lagu tentang pembebasan”

Suara USU, MEDAN. Seperti dari judulnya, lagu ini mengutarakan hidup serta perjuangan rakyat kecil di Indonesia. Judul lain lagu ini, yaitu “pembebasan” yang ditulis oleh Safi’I Kemamam pada tahun 1996, namun dipopulerkan belakangan ini oleh band bernama Marjinal. Lagu ini dipopulerkan kembali pada Oktober tahun 2020 pada demonstrasi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Lagu ini dibuat saat Safi’i bergabung dengan PRD (Partai Rakyat Demokratik) di wilayah Jawa Timur, yang waktu itu masih bergerak di bawah tanah. Musik dimaknai sebagai alat pemersatu yang baik dan untuk menghadapi Soeharto kala itu, butuh persatuan yang besar. Akhirnya, tercipta bayangan bahwa buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin perkotaan bisa berkumpul jadi satu.

Tiap-tiap liriknya diimbuhkan dengan makna yang dalam dengan melodi yang ‘catchy’ membuat lagu ini mudah diingat. Secara sekilas, lirik lagu itu membicarakan tentang segenap harapan buruh, petani, mahasiswa serta kaum miskin kota yang menginginkan adanya sistem demokrasi di Indonesia. Dimana mereka bisa bebas menyampaikan gagasan dan kritik tanpa adanya intimidasi, bahkan penangkapan.

Makna yang terkandung merupakan sesuatu yang bisa kita dapat tidak hanya di liriknya tetapi pada suasana lagu itu dinyanyikan juga. Lagu ini berfungsi sebagai penggerak dasar nurani untuk melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan, tetapi juga sebagai potret zaman. Bagi para mahasiswa, lagu ini menjadi instrumen semangat perlawanan menjaga hak masyarakat.

Redaktur : Wiranto Asruri Siregar

Related posts

PENSI, Berkelililing Indonesia dan Mensyukuri Keberagamannya

redaksi

Belajar untuk Tetap Kuat Melalui Lagu Darari dan It’s okay

redaksi

Hi Hello (Day6), Aku dan Kamu Menjadi Kita 

redaksi