Oleh: Lucy Kezia Simarmata
Suara USU, Medan. Jika berbicara tentang metode pembelajaran di kalangan perguruan tinggi, tentu saja sangat beragam dan variatif, sama halnya seperti yang terjadi di Universitas Sumatera Utara. Kali ini, metode pembelajaran yang akan dibahas adalah salah satu metode yang lumrah, yaitu presentasi berkelompok yang biasanya dilakukan mahasiswa.
Presentasi ialah metode mengungkapkan materi atau topik pembelajaran di depan umum Ā oleh lebih dari satu penyaji atau presenter. Metode ini biasanya menampilkan slide PowerPoint sebagai bahan acuan untuk menjelaskan. Metode presentasi ini harusnya bisa menjadi hal yang efektif jika presenter atau penyaji mampu memahami dan menganalisis slide demi slide sehingga mampu menyalurkan pemahaman yang baik kepada audiens.
Namun, yang menjadi kenyataan adalah bahwa tak segelintir mahasiswa belum mampu memaksimalkan performanya saat presentasi. Faktanya, beberapa mahasiswa hanya membaca slide presentasi mereka tanpa adanya analisis yang jelas. Sebenarnya masalahnya bukan pada membaca saja, tapi harapannya ketika membaca slide mahasiswa bisa menyampaikan pemahaman mereka terkait bacaan tersebut agar metode ini lebih efektif.
Beberapa hal yang mungkin menyebabkan hal tersebut bisa bercabang, Ā seperti tidak adanya persiapan yang matang dari mahasiswa dikarenakan jadwal yang padat atau tugas yang menumpuk, ketergantungan mahasiswa terhadap teknologi, ketidakpahaman akan materi tersebut sehingga membuat presenter kurang percaya diri dalam menyajikannya, atau karena kurangnya ketegasan dari dosen yang bersangkutan terkait cara menyampaikan materi yang seharusnya.
Hal ini tentunya berdampak pada mahasiswa dan bagi pendengar. Bagi mahasiswa yang ketergantungan pada slide akan sulit mendapatkan manfaat bagi dirinya sendiri. Kita tahu bahwa ketika kita paham akan apa yang kita jelaskan, maka ilmu pengetahuan itu sudah kita adopsi dan menjadi manfaat bagi kita. Namun, jika hal ini terjadi, maka kita tidak akan mendapatkan manfaat tersebut, hal itu juga akan menguatkan rasa tidak percaya diri, dan kemungkinan akhirnya ialah mendapat penilaian yang tidak maksimal dari dosen yang bersangkutan.
Sementara, dampaknya bagi audiens ialah kurang memahami materi jika hanya disampaikan tanpa adanya penjelasan, dan ketika presenter berbicara mereka bisa saja kehilangan minat untuk mendengarkan pemaparannya.
Ada beberapa solusi yang bisa mengatasi hal tersebut, seperti diharapkannya ketegasan dosen yang bisa menindak hal ini agar mahasiswa yang demikian bisa lebih peduli pada performanya sehingga pembelajaran bisa menjadi efektif. Selain itu, dibanding presentasi yang hanya satu arah, ada baiknya menambahkan waktu debat atau diskusi kelompok yang bisa memicu rasa ingin tahu dan pemikiran yang kritis sehingga mampu menganalisis dengan seksama.
Redaktur: Yuni Hikmah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.