SUARA USU
Opini

Menilik Sebab Akibat Tindakan Boikot Produk Pro Israel

Penulis: Muhammad Fajri Saputra 
Suara USU, Medan. Genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina adalah sesuatu yang kejam dan harus dihapuskan. Sesuai dengan UUD 1945 yang mengatakan “Penjajahan diatas dunia harus dihapuskan,” Lantas sebagai warga sipil biasa yang terlebih tinggal jauh dari Palestina apa yang bisa kita lakukan untuk memberhentikan genosida ini?

Memboikot produk yang mendanai atau pro terhadap israel melakukan genosida ini adalah salah satunya. Hal itu karena genosida yang terjadi ini tentu saja memerlukan dana yang sangat besar. Dana tersebut bersumber dari perusahaan-perusahaan besar. Jika kita stop membeli produk yang perusahaan tersebut jual secara tidak langsung kita telah membantu memberhentikan genosida ini.

Tak dapat kita pungkiri bahwa hampir dari semua produk sehari-hari yang kita gunakan berasal dari perusahaan pendana genosida ini. Artinya kita bergantung pada apa yang mereka jual. Cara alternatif lain untuk menghadapi hal tersebut adalah dengan mengganti produk-produk tersebut dengan produk-produk lokal. Selain memberhentikan genosida ini secara tidak langsung kita sedang mendukung berkembangnya produk-produk dalam negeri.

Namun dari pemboikotan ini timbul pro-kontra dan kedilemaan. Menurut peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus, mengatakan dari segi ekonomi, aksi boikot akan lebih merugikan Indonesia daripada Israel. Sebab kebanyakan dari perusahaan-perusahaan pro Israel yang ingin diboikot memiliki lisensi dalam negeri dan sudah menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal. Yang artinya jika ini berlangsung lama maka akan banyak masyarakat biasa yang mengais pundi-pundi rupiah dari perusahaan ini di PHK. Di satu sisi kita berharap pemboikotan ini dapat mengurangi apa yang dirasakan saudara kita di Palestina. Namun di sisi lain hal ini malah membuat keadaan di negara kita makin kacau. Lantas timbul pertanyaan apakah perlu memboikot produk pro Israel?

Untuk saat ini tidak ada yang dapat dilakukan selain memboikot produk pro Israel ini karena maksud dan tujuan dalam melakukan pemboikotan ini adalah murni karena kontra terhadap apa yang dilakukan oleh Israel saat ini terhadap palestina. Dan berharap dengan melakukan pemboikotan ini dana atau pemasukan Israel nantinya akan berkurang yang artinya mau tidak mau dia harus menghentikan genosida ini karena kekurangan dana atau ekonomi yang tidak stabil.

Perihal tentang masyarakat kita yang nantinya akan terkena imbas dari pemboikotan ini jika hal ini berlangsung lama itu sebenarnya juga tidak bisa dikesampingkan. Namun untuk saat ini sepertinya hal itu belum akan terjadi. Pemboikotan ini sepatutnya harus tetap dilanjutakan sampai Israel betul-betul merasakan efek jera dari apa yang dilakukannya.

Faktanya gerakan ini cukup efektif alasannya karena salah satu gerakan boikot yang terkenal BDS movement, mampu membuat perusahaan pertanian terbesar di Israel mengalami likuidasi akibat banyaknya seruan boikot di seluruh dunia.

Bahkan dilansir dari Tirtoid, 1 November 2023 beberapa produk pro Israel diboikot dan diberi sanksi sosial misalnya Sarbucks, MC Donalds, KFC, Pepsi, Unilever, Danone, Nestle sampai Walt Disney.

Sebagai manusia sudah sepatutnya kita mengecam genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina ini. Karena hal ini sudah sangat amat tidak bisa lagi di toleransi. Tidak ada alasan bagi kita untuk menolak mengecam perbuatan keji ini. Semoga genosida yang terjadi saat ini dapat segera berhenti mengingat sudah sangat banyak korban yang ada.

Redaktur: Taty Kristina


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Penyangga Pangan Tatanan Negara Indonesia (Petani), Kok Dicibir?

redaksi

Baju Adat dan Kemerdekaan Masyarakat Adat

redaksi

Aktif Kepanitiaan, Menguntungkan atau Merugikan Bagi Mahasiswa?

redaksi