Sumber foto: hipwee
Penulis : Bethani Novi Tessalonika / Yunrifa Sihombing / Kezya Ester Nababan / Poppy Aprillia Ginting / Gabriella Natali Sihombing / Nasywa Difa Gunawan / Joel Mario Hotman Purba
Suara USU, Medan. Krisis moralitas di kalangan Generasi Z menjadi perhatian serius dalam era globalisasi ini. Krisis moralitas diartikan sebagai situasi yang mencerminkan penurunan atau ketidakstabilan etika dan nilai-nilai moral dalam suatu kelompok individu atau masyarakat. Ini mencakup perubahan perilaku, pandangan hidup, dan norma-norma moral di kalangan Generasi Z, yang sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, perubahan nilai-nilai budaya, dan kurangnya pendidikan moral.
Generasi Z merupakan kelompok usia lahir antara tahun 1997-2012, yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kemajuan teknologi yang pesat. Bagaimana Generasi Z berinteraksi dan merespon terhadap teknologi tersebut dapat membentuk pandangan moral mereka. Paparan informasi yang beragam, yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai moral tradisional, terutama bila Generasi Z tidak mampu memilah informasi dengan bijak, menjadi tantangan yang dapat memengaruhi kondisi moralitas mereka.
Nilai-nilai budaya yang berubah juga memainkan peran penting dalam krisis moralitas ini. Generasi Z hidup dalam lingkungan yang terus berubah, di mana norma-norma tradisional seringkali digantikan oleh nilai-nilai baru yang mungkin kurang mengedepankan aspek moral. Peningkatan individualisme atau fokus pada pencapaian pribadi bisa mengakibatkan penurunan empati dan tanggung jawab sosial.
Kurangnya pendidikan moral dapat juga menjadi faktor penting yang memperburuk krisis moralitas di kalangan Generasi Z. Sistem pendidikan saat ini mungkin tidak memberikan penekanan yang cukup pada pengembangan nilai-nilai etika dan moral. Tanpa pendidikan moral yang memadai, Generasi Z tidak mungkin memiliki landasan etika yang kuat untuk membimbing perilaku mereka dalam situasi dunia modern yang kompleks dan sering kali membingungkan.
Krisis moralitas di kalangan Generasi Z dapat ditandai dengan perilaku hedonistik, tindak kekerasan, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, perundangan, geng motor, kejahatan seksual, pornografi, penghinaan agama, ketidakpatuhan terhadap norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Krisis moralitas di usia muda yang tak terkendali dan tak diperbaiki dapat berlanjut hingga dewasa, yang berdampak pada banyak aspek kehidupan. Oleh karena itu, pentingnya penguatan karakter dan moralitas Generasi Z untuk membentuk masa depan yang lebih baik serta memperkuat pondasi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai dasar falsafah negara, Pancasila memiliki 5 nilai dasar yang dapat membantu mengatasi krisis moralitas di kalangan Generasi Z. Nilai-nilai dasar tersebut mencakup Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima nilai tersebut dapat dijadikan pedoman dalam memperkuat karakter dan moralitas generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman dengan sikap yang baik.
Dalam penerapannya, melibatkan pendekatan pendidikan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keadilan sosial, demokrasi, dan kemanusiaan. Sosialisasi nilai-nilai tersebut dapat melalui kurikulum sekolah/perguruan tinggi yang diajarkan melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan kegiatan sosial juga dapat menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk moralitas Generasi Z melalui contoh-contoh nyata dan pengalaman langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, implementasi nilai-nilai Pancasila juga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satunya dengan memanfaatkan media sosial karena Generasi Z sangat aktif menggunakannya. Oleh karena itu, media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Caranya adalah dengan membuat konten-konten positif dan edukatif tentang Pancasila dan melibatkan influencer atau tokoh yang populer di kalangan Generasi Z.
Orang tua juga memegang peran penting dalam meningkatkan kesadaran Generasi Z terhadap nilai-nilai Pancasila. Orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak mereka sejak dini. Selain itu, orang tua juga dapat memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan pentingnya nilai-nilai Pancasila.
Pancasila memiliki peran krusial dalam mengatasi krisis moralitas di kalangan Generasi Z. Sebagai pandangan hidup yang mencakup lima asas, Pancasila memberikan landasan moral yang kokoh bagi Generasi Z untuk mengembangkan nilai-nilai etika, sosial, dan kemanusiaan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, partisipasi sosial, teknologi, partisipasi sosial, dan memperkuat peran orang tua, Generasi Z dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang berlandaskan moralitas dan keadilan.
Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu: Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si.
Redaktur: Anna Fauziah Pane
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.