SUARA USU
Opini

Siapakah Capres-Cawapres Pilihan Gen Z?

Penulis: Muhammad Halim

Suara USU, Medan. Tidak seperti pilpres periode lalu yang hanya terdapat 2 paslon, kali ini terdapat tiga paslon yang akan berlaga pada Pemilu 2024. Masyarakat Indonesia pun bebas memilih paslonnya masing-masing sesuai dengan visi-misi mereka. Namun yang digaris bawahi kali ini adalah “Kemanakah mayoritas Gen Z akan memilih?” Gen Z yang hidup tumbuh berkembang dengan pesatnya kemajuan teknologi, mudah bagi mereka untuk mengakses informasi terkait pilpres 2024. Akan tetapi pertanyaannya, “Se-objektif apa Gen Z memilih dalam pilpres kali ini?”

Fakta yang beredar di media sosial, Gen Z yang katanya si paling open minded dan berpendidikan masih memilih capres-cawapres dengan alasan yang tidak objektif. Banyak yang memilih hanya karena cap religius, gemoy, atau merakyat. Sebagai generasi yang tumbuh bersama cepatnya kemajuan teknologi, informasi-informasi terkait rekam jejak masing-masing capres-cawapres mudah didapatkan. Namun, masih banyak yang termakan narasi-narasi yang tidak substansial di media sosial.

Setiap capres-cawapres mempunyai ciri khas dan visi-misi yang berbeda. Pasangan Amin (Anies-Muhaimin) yang mengusung tema Perubahan, Pragib (Prabowo-Gibran) yang mengusung Indonesia Maju, dan pasangan Gama (Ganjar-Mahfud) yang mengusung tema Menuju Indonesia Unggul. Masing-masing dari mereka juga sebelumnya pernah menduduki kursi di pemerintahan. Bagaimana hasil kinerja mereka pada saat itu? Berapa nilainya? Rekam jejak seperti ini yang seharusnya menjadi alasan mengapa kita harus selektif memilih satu di antara tiga paslon.

Anies Baswedan pernah menjadi Gubernur Jakarta. Program rumah DP 0% yang ia laksanakan mengundang kontroversial di tengah-tengah masyarakat. Faktanya target yang diharapkan tidak sesuai, janji manis ini justru tidak dapat dirasakan oleh masyarakat kecil yang hidup di Jakarta. Untuk merasakan program ini setidaknya masyarakat harus memiliki penghasilan 14 juta sebulan, sedangkan berapa banyak warga Jakarta yang berpenghasilan sebesar itu?

Prabowo Subianto yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan pernah diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo terkait program Food Estate. Program yang direncanakan untuk mencegah krisis pangan justru tidak jalan sesuai yang diharapkan. Proyek yang salah satunya dilakukan di Kalteng ini malah berdampak buruk bagi masyarakat dan negara. Sebanyak 600 hektar perkebunan singkong dan 17.000 hektar sawah, serta dana APBN yang digunakan terbuang sia-sia. Dengan lahan tanah seluas itu, kemanakah kayu-kayu hasil dari proyek? Dijualkah? Kalaupun dijual kemanakah larinya uang penjualan?

Ganjar Pranowo yang pernah menjabat 10 tahun sebagai Gubernur Jawa Tengah pun sama halnya memiliki berita kontoversial seperti dua calon di atas. Program Strategis Nasional yang terletak di Desa Wadas jadi problematik. Aktivitas tambang dan pembangunan bendungan program rencana inovatif dan ekologis itu ternyata bertabrakan dengan praktik di lapangan. Kurang lebih 114 hektar lahan di Desa Wadas sebagai lokasi penambangan batu andesit untuk pembangunan bendungan justru malah ditelantarkan. Hilangnya kesuburan tanah akibat aktivitas penambangan, dan rusaknya ekosistem adalah persoalan laten kawasan tambang. Semua konsekuensi logis ini belum tampak rencana antisipasi dalam proyek pembangunan Bendungan. Bahkan permasalahan di awal program ini pun masih belum terselesaikan. Faktanya, dari awal justru masyarakat menolak program ini, tidak adanya diskusi antara masyarakat dan pemerintah membuat program ini jadi bermasalah. Adanya penggusuran rumah warga secara paksa oleh aparat membuat program ini bahkan sampai sekarang masih belum terselesaikan.

Hal-hal seperti ini yang seharusnya diperhatikan oleh Gen Z. Mulai dari rekam jejak dan karya mereka ketika pernah menduduki kursi pemerintahan sebelumnya seharusnya jadi bahan  pertimbangan alasan mengapa kita harus memilih. Terlepas dari isu kontroverisal di atas, mereka juga punya prestasi selama menjabat. Kembali bagaimana kita menelusuri dengan baik. Pilihan ini akan menentukan langkah kita yang masih muda akan seperti apa. Sebagai akademisi yang tergabung dalam lingkup mahasiswa seharusnya bisa memilih capres-cawapres lebih objektif. Lakukan riset kecil-kecilan agar tidak salah pilih dan jangan sampai golput ya, Sobat Suara USU. Kira-kira siapa nih capres-cawapres pilihan-mu?

Redaktur: Tamara Ceria Sairo


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Hari Sumpah Pemuda: Bukan Hanya Sebatas Peringatan!

redaksi

Pilihan Antara Kacamata dan Lensa Kontak untuk Mengatasi Gangguan Penglihatan

redaksi

Stop Tawuran Antar Remaja!

redaksi