Penulis : Orsela Nuraina /Nurul N. Sahira
SUARAUSU,Medan.
Delegasi Fakultas Kedokteran USU medapatkan penghargaan Gold Medal dan Silver Medal dalam Advance Innovation Global Competition (AIGC) yang diadakan di Singapore pada tanggal 15-17 November 2019.
AIGC atau Advance Innovation Global Competition merupakan sebuah kompetisi dibidang inovasi bertaraf International yang digelar di Nanyang Technological University (NTU).
Kompetisi ini diikuti oleh 108 peserta dari 10 negara lebih yang berpartisipasi mensukseskan acara ini seperti Indonesia, China, Taiwan , Ukhraina, Malaysia, Korea, Thailand, Vietnam, Filipina, dan negara-negara lainnya.
Ajang AIGC memiliki banyak kategori salah satunya yaitu katagori Food and Culinary, dari Fakultas Kedokteran USU diwakili oleh dua tim delegasi yang ikut dalam kategori tersebut.
Tim yang diketuai oleh Razi Ismail terdiri dari 5 orang, mereka mendapatkan Gold Medal. Sedangkan Tim yang diketuai oleh Jilan beranggotakan 6 orang mendapatkan Silver Medal.
Kompetisi AIGC yang berlangsung selama tiga hari. Hari pertama diisi dengan persiapan untuk stand (dekorasi) dan perkenalan dengan peserta masing-masing. Pada hari kedua berlangsungnya berbagai program, salah satunya mission change yaitu gabungan dengan grup lain untuk memikirkan inovasi apa yang ingin dibuat lalu dipresentasasikan. Pada hari berikutnya presentasi stand masing-masing tim yang akan dinilai oleh dewan juri setiap stand peserta.
Salah satu inovasi yang dibuat adalah makanan Cookies yang berhubungan dengan kesehatan yakni “Opil Cookies yaitu Orange Pil Cookies” yang terbuat dari ekstra kulit jeruk dan tepung ubi. Setiap peserta harus dapat membuat inovasi yang yang berhubungan dengan Food and Cullinary.
Jilan Fahira yang merupakan salah satu dari delegasi Fakultas Kedokteran USU mengungkapkan bahwa kelebihan dari kue yang dibuatnya yaitu enak dan tetap chrunchy walaupun sudah dibawa dengan perjalanan jauh. Selain itu bahan makanan yang dipakai tidak mengandung pengawet, namun dapat bertahan lama hingga tiga bulan. Keutamaan yang dijaga tim Jilan selain rasa dan kebersihan, kesehatan juga sangat diperhatikan agar aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan obesitas.
Sesuai keterangan Jilan selama mengikuti kompetisi ini, mereka tidak menemukan kendala. Seperti masalah perizinan, namun untuk segi biaya Jilan mengaku berat karena harus menanggung biaya perseorangan.
“Padahal kami sudah mengajukan proposal. Kendala saat berlomba di Singapore seperti mempersiapkan semua sendiri dan kami butuh perjuangan untuk membeli alat dan bahan. Karena biaya yang kami miliki terbatas. Kami juga jalan berkilo-kilo meter. Perjuangan sebelum dan saat lomba sama-sama berat,” ujarnya.
“Inovasi yang mereka buat adalah makanan dari kulit jeruk ini baru pertama kalinya. Alasan kami menggunakan kulit jeruk bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang banyak produksi jeruk apalagi di Sumatera Utara. Kita tahu bahwa kulit jeruk banyak yang dibuang dan inilah yang kami manfaatkan padahal kulit jeruk memiliki vitamin C lebih tinggi dari pada dijeruknya sendiri. Karena itulah kami memanfaatkan ektrak kulit jeruk kali ini,” tambah Jilan.
Rencana produk ini mau dijual namun waktu dan persiapan tidak memungkinkan antara produksi dan distribusi.
“Dan saat perlombaan ada yang berminat untuk membeli namun kami masih bingung menentukan harga,” tutup Jilan.
Redaktur Tulisan : Riska Apsari
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.