
Reporter: Jane Munthe
Suara USU, Medan. Indonesia memiliki banyak sekali ilmuwan yang terkadang luput dari pandangan. Salah satu faktor luputnya ilmuwan Indonesia ialah mereka memutuskan untuk menjadi peneliti di negara lain yang mendukung penelitian mereka, salah satun diantara ilmuwan tersebut adalah Nelson Tansu.
Diketahui bahwa Prof. Nelson Tansu, Ph.D lahir di Medan, Sumatra Utara pada 20 Oktober 1977. Beliau merupakan anak kedua di antara tiga bersaudara dari pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berasal di Medan. Kedua orang tua Nelson adalah pembisnis percetakan di Medan. Keduanya sendiri lulusan perguruan tinggi yang ada di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu adalah master dari Ohio, Amerika Serikat. Begitu pun adiknya, Inge Tansu, yang merupakan lulusan Ohio State University (OSU).
Dari penjelasan keluarganya, terlihat jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan. Nelson sendiri mulai dikenal ketika ia menjadi lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI).
Tepat setelah menamatkan SMA, Nelson memperoleh beasiswa dari Bohn’s Scholarships untuk kuliah di jurusan matematika terapan, teknik elektro, dan fisika di Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan program S-1 pada tahun 1998, Ia berhasil meraih gelar bachelor of science kurang dari tiga tahun dengan predikat summa cumlaude.
Setelah memperoleh gelar doktor, Nelson mendapat tawaran menjadi asisten profesor dari berbagai universitas ternama di Amerika Serikat. Ketika masih berusia 25 tahun, ia menjadi asisten profesor di bidang electrical and computer engineering Lehigh University. Lehigh University merupakan sebuah universitas papan atas di bidang teknik dan fisika di kawasan East Coast, Amerika Serikat.
Sudah lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Nelson sangat sering diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan pertemuan intelektual, terutama di Washington DC.
Selain itu, beliau juga rajin berkunjung ke berbagai kota lain di AS dan luar AS seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia. Sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers.
Dalam memberikan kemajuan ilmu pengetahuan bidangnya, ia mengembangkan teknologi yang mencakup semiconductor lasers, quantum well dan quantum dot lasers, quantum intersubband lasers, InGaAsN quantum well dan quantum dots, type-II quantum well lasers, dan GaN/AlGaN/InGaN semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Teknologi tersebut diterapkan dalam aplikasi di bidang optical communication, biochemical sensors, sistem deteksi untuk senjata dan sebagainya.
Yang lebih mengagumkan meski sudah lama Nelson berada di AS, hingga sekarang ia masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Pria ganteng kelahiran Medan 20 Oktober 1977 ini mengaku mencintai Indonesia. Ia tidak malu mengakui bahwa Indonesia adalah tanah kelahirannya.
Redaktur: Fathan Mubina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.