Sumber gambar: ChatGPT.com
Oleh: Shafira Amanda
Suara USU, Medan. Ketika menjelang ujian, kita terkadang merasa cemas dan stres karena harus mengingat kembali semua pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan strategi yang tepat agar kemampuan otak mampu membantu kita mengakses informasi di bawah tekanan saat ujian berlangsung. Neuroplasticity, atau neuroplastisitas, dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat.
Menurut Prof. Irawan, neuroplasticity, atau lebih dikenal sebagai brain plasticity, merupakan kemampuan jaringan saraf di otak untuk berubah melalui reorganisasi sehingga neuron dapat mengubah fungsi, profil kimianya (jumlah dan jenis neurotransmiter yang dihasilkan), atau strukturnya. Istilah neuroplasticity pertama kali diperkenalkan oleh William James (1842–1910), seorang psikolog dan filsuf dari Amerika Serikat.
Dengan memanfaatkan neuroplasticity, kita dapat membangun dan memperkuat koneksi antar neuron, sehingga otak menjadi lebih siap menghadapi ujian. Untuk itu, diperlukan teknik-teknik tertentu untuk melatih otak agar lebih efektif.
Teknik Menerapkan Neuroplasticity untuk Belajar
- Teknik pembelajaran berulang (spaced repetition)
Teknik ini dilakukan dengan terus mengulang kembali pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Teknik ini digunakan untuk melatih daya ingat otak. Ingatan sangat penting karena pada saat ujian, kamu harus dapat mengelola ingatanmu. - Teknik relaksasi dan meditasi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang bermeditasi secara teratur memiliki perbedaan tertentu dalam struktur otaknya, yaitu terdapat hubungan lebih kuat antar neuron (sel saraf) di otak. Meditasi menjadi salah satu latihan yang digunakan untuk meredakan stres dan rasa cemas. Hal ini terjadi karena meditasi bekerja dengan cara menjernihkan pikiran. Praktik ini dapat dilakukan dengan cara duduk tenang, memejamkan mata, dan mengatur pernapasan. - Teknik pengajaran aktif
Teknik pengajaran aktif (peer teaching) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seseorang kepada orang lain atau mengajarkan kembali materi yang telah dipelajari bersama teman. Teknik ini penting untuk diterapkan karena pengajaran aktif dapat memperkuat koneksi neuron. - Aktivitas fisik atau olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan plastisitas otak, membentuk neuron baru, meningkatkan perfusi darah otak, dan meningkatkan konektivitas sinaptik. Olahraga seperti aerobik memiliki dampak besar pada struktur dan fungsi otak. - Makanan yang mendukung kesehatan otak
Makanan berperan dalam menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kemampuan tertentu, seperti memori dan konsentrasi. Fungsi otak tidak bisa hanya ditingkatkan melalui tahapan-tahapan tertentu, tetapi makanan tertentu dapat membantu meningkatkan fungsi otak. Makanan peningkat fungsi otak meliputi omega-3, telur, kacang-kacangan, vitamin E, antioksidan, dan lainnya. - Pola tidur teratur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan kimia otak dan mendukung kesehatan emosional. Pastikan kamu tidur cukup, terutama sebelum ujian!
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, kita dapat belajar lebih efektif dan mampu mengelola stres dengan bijak, terutama saat ujian. Neuroplasticity adalah kunci untuk meraih kesuksesan akademik yang lebih baik.
Redaktur: Yuni Hikmah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.