SUARA USU
Featured Opini

Pentingnya Bersikap Bijaksana dan Menghindari Individualisme Dalam Menggunakan Media Sosial

Oleh : Okto Situmeang dan Muhammad Khadafi


Suara USU, Medan.
Dalam Khazanah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia berhasil menemukan cara yang lebih luas dalam bersosialisasi, yaitu dengan adanya media sosial. Namun, menjalarnya media sosial dalam kehidupan manusia menciptakan sebuah “sesuatu” yang ambivalen, yakni Metaverse. Hal ini merupakan kegagalan manusia dalam bersosial. Alasan jelas, selama ratusan ribu tahun, Manusia—Homo Sapiens—sudah mengenali “Sosial dan “komunikasi” secara hebat, tetapi setelah munculnya media sosial dan metaverse, rencana manunggalkan manusia dengan jaringan maya menyebabkan manusia gagal dalam berkomunikasi dan bersosial secara nyata. Hal ini diperparah dengan sifat egoisme dan individualitas manusia masa kini dan social distancing selama periode pandemi yang mengakibatkan menimbulkan gejala Anti-Sosial di masyarakat.

Hal ini membuat manusia modern secara hakikatnya mengalami kemunduran dalam berinteraksi dan berkomunikasi seiring dengan perkembangan zaman. Menurut Yuval Noah Harari dalam buku “Sapiens” mengatakan, anak dari Homo Sapiens yang baginya terlahir “Prematur” menyebabkan Homo Sapiens cilik harus membutuhkan orang tua untuk mendapatkan makanan dan minuman. Hal ini menciptakan suatu tatanan pertama dalam kehidupan manusia, yaitu “Keluarga” dan “Sosial”. Dari pendapat tersebut dapat kita maknai bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang harus senantiasa bersosialisasi dan membutuhkan manusia lain yang disebut sebagai Zoon Politicon yang artinya “hewan berpikir ” sosialisasi dimulai dari dalam keluarga yang kemudian dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan sekitar, seiring dengan perkembangan zaman dan kemunculan globalisasi membuat manusia semakin mudah berkomunikasi dan memperoleh informasi hal ini menyebabkan semakin besarnya ketergantungan terhadap media sosial khususnya Whatsapp, Instagram, Tiktok, dan Facebook.

Saat ini keberadaan media sosial menjadi salah satu faktor yang mendorong meningkatnya sikap individualisme dan egoisme dalam lingkungan masyarakat, Penggunaan media sosial telah merambah hampir terhadap semua lapisan dan golongan, seperti pejabat publik, masyarakat biasa, dan pengusaha.

Media sosial memungkinkan para penggunanya untuk bebas berekspresi dan memunculkan sifat kreativitas yang mampu membawa keuntungan. Namun, seringkali terjadi penyalahgunaan dalam media sosial seperti penyebaran konten -konten negatif yang mengandung unsur pornografi, SARA, dan kekerasan. Bahkan media sosial juga telah digunakan sebagai sarana dalam melakukan tindakan kriminalitas seperti penipuan, judi online, dan pencemaran nama baik.
Perkembangan teknologi dan Informasi yang begitu pesat saat ini memungkinkan masyarakat untuk memiliki pengalaman yang bersifat virtual dan unik, hal ini karena adanya kemudahan yang diberikan dalam melakukan aktivitas dan setiap orang dapat bertemu tanpa adanya batasan jarak ruang dan waktu didalam sebuah ruang virtual, hal ini memungkinkan para penggunanya untuk memperoleh berbagai informasi dan secara tidak langsung dapat mengubah pola pikir penggunanya yang mengarah kepada masyarakat yang Anti Sosial. penyebabnya, karena tidak semua informasi yang terdapat pada media sosial mengandung unsur positif dan tentunya dibutuhkan kebijaksanaan dari para pengguna dalam memilah informasi yang akurat dan membuat pengendalian diri yang baik dalam menggunakan media sosial, Dilansir dari Kompas. Com, sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog asal Universitas Dallas bernama Shannon Poppito menyimpulkan bahwa seseorang akan mulai hidup dengan dunianya sendiri di media sosial dan memutuskan hubungan dengan kehidupan nyata hal ini menyebabkan seseorang dapat lupa berinteraksi dengan orang lain, seperti teman, keluarga, atau siapapun yang ditemuinya. Dengan keberadaan media sosial membuat penggunanya menjadi lupa waktu dan lebih mengutamakan penampilan di media sosial, seseorang yang menggunakan media sosial akan menghalalkan segala cara agar dapat tampil menarik di media sosial untuk mencari perhatian orang lain agar dapat terlihat sebagai figur yang menarik dan sempurna di depan orang lain dan secara tidak langsung juga akan meniru gaya hidup Hedonisme barat dan tanpa kita sadari dengan keberadaan gadget maka penggunanya akan lupa bersosialisasi dengan orang lain diluar karena telah menemukan segalanya didalam gadget, Tentunya diperlukan kebijaksanaan dari kita sebagai pengguna media sosial, khususnya sebagai Mahasiswa agar dapat lebih kritis dan bijaksana dalam menggunakan media sosial, Untuk berpikir kritis dalam menyaring informasi dari media sosial diperlukan kesadaran dari diri sendiri kita perlu menyadari betapa pentingnya untuk mengutamakan sosialisasi di dunia nyata ketimbang aktif dalam sosialisasi di media sosial. Sebab, sosialisasi yang dilakukan secara nyata akan membuat setiap orang lebih saling mengenal dan memahami satu sama lain.

Orang tua pun berperan penting, sebagai agen sosialisasi sejak anak dilahirkan orang tua berperan penting dalam mengawasi dan mengontrol anak dalam menggunakan media sosial hal ini dapat dilakukan dengan memberikan didikan yang baik dan memberikan motivasi dalam penggunaan media sosial secara positif, Media sosial mampu memberikan keuntungan yang sangat besar apabila dapat kita gunakan dengan bijaksana.Apabila kita menggunakan media sosial secara bijaksana akan banyak sekali keuntungan dan kemudahan yang kita diperoleh,khususnya dalam bisnis,hiburan,maupun pendidikan sebab bidang ini membutuhkan media sosial dalam setiap kegiatannya yang secara tidak langsung memberikan keuntungan ekonomi yang besar,Misalnya pada pendidikan para pelajar dapat menggunakan media sosial untuk mencari referensi tambahan dalam memahami materi yang belum sempat dipahami di sekolah melalui akses yang dilakukan pada situs internet, konten Youtube, Ruang Guru, dan Zenius. Keuntungan yang diperoleh dalam berbisnis juga akan semakin meningkat apabila kita mampu memanfaatkan media sosial dengan baik, hal ini karena adanya kemudahan dalam bertransaksi dan memperoleh pelanggan dari seluruh dunia tanpa adanya batasan jarak,misalnya adalah : Keberadaan E Commerce Shopee, Tokopedia, dll. Telah memudahkan para pelaku usaha dalam menambah pelanggan. Para kaum Millenial juga telah mendapatkan banyak kemudahan dalam mengakses hiburan menggunakan media sosial baik dalam memperoleh informasi olahraga maupun menikmati film-film berkualitas, hal ini juga didukung dengan kemunculan aplikasi menonton film seperti Netflix, Iflix, Maxtream yang memungkinkan para penggunanya dapat menonton film berkelas tanpa harus ke bioskop. Media sosial secara tidak langsung berperan sebagai sarana pendidikan dengan adanya konten-konten yang bersifat edukatif dan memberikan inovasi yang menambah wawasan dan pengetahuan yang belum tentu kita dapatkan dari pendidikan formal,sebab adanya perkembangan teknologi dimaksudkan untuk memudahkan manusia dan bukan untuk menyulitkan manusia.

Namun apabila kita keliru dalam menggunakan media sosial maka akan banyak kerugian yang akan kita terima dan bahkan akan sangat mudah mencari lawan dengan menggunakan media sosial apabila kita tidak mampu menjaga perkataan. Oleh karena itu marilah menjadi generasi yang menguasai media sosial dan bukan dikuasai oleh media sosial.

Redaktur: Salsabila Rania Balqis

 

 

 

Sumber Referensi :
Yuval Noah Harari dari Buku ” Sapiens”
Kompas.Com: https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2018/06/18/060600320/media-sosial-malah-bisa-bikin-orang-jadi-anti-sosial
Kompasiana: : https://www.kompasiana.com/anisadwikigusrinda/60ae3a118ede4862776becd2/peran-media-sosial-mencegah-kecenderungan-individualisme-pada-generasi-muda

Related posts

Belenggu Ketidakadilan Terhadap Perempuan

redaksi

Hobi Baca Buku? Ini 5 Aplikasi Baca Buku Gratis Favorit!

redaksi

Peran Mahasiswa dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan

redaksi