Reporter : Virgi Simamora
Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang sangat banyak disukai oleh berbagai kalangan. Menggambar atau melukis dilakukan untuk mengekspresikan perasaan setiap individu. Maka dari itu, Menggambar menjadi hal yang sangat penting untuk dijadikan perayaan seperti memperingati Hari Menggambar Nasional.
Baru-baru ini Forum Drawing Indonesia (FDI) menyelenggarakan pameran menggambar pada Jumat, 4 Maret 2022 bersama 3 koordinator di Medan yang salah satunya berasal dari TK Inklusi Pendidikan Islam Al’Quzqazah. Sebenarnya Hari Menggambar Nasional jatuh pada tanggal 2 Mei 2022. Namun karena tepat di hari perayaan lebaran maka perayaan menggambar nasional diundur sampai tanggal 14 Mei 2022.
Lalu, Mengapa Sekolah Inklusi Membuat Pameran Dilaksanakan Sekarang?
Karena pada saat pada saat Hari Menggambar Nasional tiba, Pameran yang bersifat umum hanya dilakukan sebatas disekolah saja. Oleh karena itu, FDI melakukan pameran sekarang dan melibatkan anak yang berkebutuhan khusus menjadi pelukis terbaik. Dimana yang terlibat dalam melukis atau menggambar ini adalah anak-anak berkebutuhan khusus sekitar 15 orang anak dan guru-guru yang berasal dari sekolah inklusi tersebut.
Ketua HMJ Sastra Jepang yang menjadi panitia penyelenggara dari organisasi FDI ini sungguh antusias dengan pameran tersebut. Bahkan dirinya banyak mengundang mahasiswa lain untuk datang ke pameran yang luar biasa ini. Bukan hanya menjadi panitia yang antusias saja, Farel sapaannya turut mengundang pelukis atau seniman asal jogja yang bernama Enrinaldi yang turut berpartsipasi dalam pameran ini juga. Beliau sekarang bertempat tinggal di Binjai. Bahkan farel mengaku banyak sekali bertukar pikiran mulai dari sosialisasi hingga pendidikan kepada Pelukis ini. Harga setiap lukisan yang ditawarkan dalam pameran berkisar dari Rp.300.000 – Rp. 1.000.000,-
Sebagai mahasiswa Farel tentu sangat begitu aktif dalam kegiatan sosial yang terbilang luas ini. Bahkan ia juga paham tentang lukisan yang dapat membantu anak-anak dan setiap orang melatih monotoriknya. Bukan itu saja, Farel juga sangat paham tentang judul lukisan yang dibuat anak-anak tersebut.
“Lukisan yang ditampilkan dalam pameran ini bukan semata-mata lukisan yang asal jadi, melainkan disetiap lukisan tersebut ada makna dan judulnya” tutur farel ketua HMJ Sastra Jepang ini.
Sungguh mengagumkan kepanitian yang dilakukan ketua HMJ ini, Dimana sebagai mahasiswa yang aktif bukan hanya dilakukan lewat kepanitiaan yang ada didalam kampus saja. Melainkan diluar kampus juga. Sebagaimana dampak positif yang dilakukannya meski hanya menjadi panitia memberikan dampak yang positif juga bagi banyak orang.
Redaktur : M. Wirayudha Azhari Lubis
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.