Reporter: Yohana Situmorang/Yohana Novriyanti Lumbanbatu
Suara USU, Medan. Keluarga Bahasa dan Sastra Indonesia (KBSI) untuk pertama kalinya mengadakan Klausa (Kenal Bahasa juga Sastra Indonesia). Dengan mengusung tema “Memperdekat yang Jauh; Mempererat yang Rapuh”, Klausa diadakan di Mess USU Berastagi sejak Jumat, (19/5) selama tiga hari.
Klausa ini merupakan kegiatan pengganti kegiatan rutin yang biasa disebut Marasi (Malam Keakraban Sastra Indonesia). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengenalkan Sastra Indonesia kepada mahasiswa baru stambuk 2021 dan 2022, mempererat hubungan silaturahmi antar mahasiswa, alumni, dan civitas akademika Program Studi Sastra Indonesia, serta ingin membangun karakter mahasiswa Sastra Indonesia melalui kegiatan Klausa ini.
Alwi Husaini selaku Ketua Panitia Klausa mengaku bahwa perubahan nama dari Marasi menjadi Klausa adalah karena panitia ingin mengubah penilaian dari peserta mengenai kegiatan ini.
“Mungkin yang sebelumnya banyak orang berpikir Marasi identik dengan yang namanya perpeloncoan. Jadi, kami mengubah nama dan konsep untuk membuat wajah baru. Pada intinya, kami ingin lebih saling dekat pada Mahasiswa Sastra Indonesia dan alumni sesuai dengan tema,” ungkap Alwi.
Adapun kegiatan selama tiga hari ini diisi dengan Seminar Bahasa dan Sastra oleh dosen dan alumni Sastra Indonesia, lomba sastra, pentas seni, dan permainan yang tidak kalah serunya dengan tujuan mempererat antara satu dengan yang lainnya. Selama kegiatan berlangsung, handphone peserta disimpan dan dijaga dengan baik oleh panitia dengan tujuan agar peserta bisa menikmati dan merasakan suasana Klausa.
“Apa yang telah didapat dalam kegiatan Klausa ini dapat memberi manfaat untuk seluruh yang terlibat. Semoga adik-adik yang akan memegang Klausa di tahun berikutnya dapat mempersiapkan dirinya dengan baik, lanjutkan hal-hal yang baik, perbaiki hal-hal yang sekiranya bisa diperbaiki agar kegiatan Klausa edisi berikutnya jauh lebih maksimal. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh panitia dan para anggota KBSI lainnya, dengan mereka kegiatan Klausa ini berjalan dengan sukses,” tutup Alwi.
Peserta Klausa 2023 stambuk 2021, Febri Sarah merasa senang sekali dengan adanya Klausa ini. Sarah mengatakan banyak hal positif yang didapat dari kegiatan ini, terutama dalam hal kesabaran, karena harus menjalankan banyak aktivitas tanpa handphone, tidur bersama teman-teman, dan belajar membagi waktu dengan cukup baik.
Di samping itu, peserta Klausa 2023 stambuk 2022, Nuraini Hasanah juga merasakan bahagia dengan hadirnya Klausa. Nuraini menjelaskan kesenangannya bisa bertemu dan dekat dengan kakak tingkat, teman seangkatan yang beda kelas, alumni, bahkan bisa kerja kelompok bersama, diskusi bersama, dan lain sebagainya. Nuraini juga tidak menyangka Klausa berbeda dengan acara makrab yang kebanyakan mengutamakan konsep ospek, senioritas, dan lain sebagainya. Sarah dan Nuraini berharap semoga para peserta lain dapat merasakan manfaat yang sama seperti yang mereka rasakan.
“Semoga kegiatan semacam Klausa yang bisa membuat Mahasiswa/i Sastra Indonesia dari berbagai stambuk dapat berkumpul bersama lebih diperbanyak lagi, dan semoga Klausa dapat diadakan setiap tahun tanpa kendala dan masalah,” tutup Sarah dan Nuraini.
Redaktur: Grace Silva