SUARA USU
Uncategorized

Ruang Hijau Modern Untuk Rekreasi Dan Edukasi Di Taman Cadika Kota Medan

Oleh: Zahra Afsari

Suara USU, Medan. Case method merupakan pendekatan pembelajaran yang aktif dan berpusat pada mahasiswa di mana mereka belajar melalui proyek atau tugas nyata yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Dalam case method, mahasiswa terlibat dalam observasi mendalam, eksplorasi mandiri, penerapan praktis pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks nyata.

Kegiatan ini juga dilaksanakan oleh mahasiswa program studi Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Zahra Afsari Br. Silitonga dengan Nim 221201033. Pada case method ini dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah Pekerjaan Sosial Internasional yaitu Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kesos.

Taman Cadika, yang terletak di Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, kini menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat untuk berolahraga, berekreasi, dan belajar. Sebagai salah satu ruang hijau di Kota Medan, Taman Cadika telah mengalami revitalisasi besar-besaran yang menjadikannya lebih modern dan ramah untuk segala usia. Proyek revitalisasi ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas ruang terbuka hijau di kota. Berbagai fasilitas baru ditambahkan, seperti taman bermain anak, jogging track, lapangan olahraga, serta arena rekreasi air seperti kayak dan danau buatan. Selain itu, terdapat area panjat tebing, arena skate park, dan zona olahraga seperti lapangan basket dan sepak bola. Tidak hanya menjadi tempat olahraga dan rekreasi, Taman Cadika juga dirancang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui hutan mini yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

Taman Cadika Kota Medan, yang baru saja direvitalisasi dan diresmikan pada September 2024, menghadapi insiden serius pada 13 Oktober 2024. Jembatan gantung di area danau taman tersebut ambruk akibat kelebihan kapasitas pengunjung, di mana sekitar 50 hingga 80 orang berada di atas jembatan secara bersamaan, melebihi batas maksimal 20 orang. Peristiwa ini mengakibatkan puluhan pengunjung tercebur ke danau, meskipun tidak ada korban jiwa atau luka-luka yang dilaporkan.

Pemerintah Kota Medan segera menutup akses ke jembatan yang rusak dan memasang garis polisi untuk mencegah penggunaan sementara waktu. Penjabat Sekretaris Daerah Kota Medan, Topan Ginting, menyatakan bahwa analisis awal menunjukkan insiden tersebut disebabkan oleh kelebihan beban pada jembatan. Meskipun sudah ada peringatan kapasitas maksimal, banyak pengunjung yang tidak mematuhi aturan tersebut.

Insiden ini menyoroti perlunya pengawasan dan pemeliharaan yang lebih ketat terhadap fasilitas umum di Taman Cadika. Selain itu, edukasi kepada pengunjung mengenai pentingnya mematuhi aturan keselamatan sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah Kota Medan berkomitmen untuk segera memperbaiki jembatan yang rusak dan meningkatkan standar keselamatan di area taman demi kenyamanan dan keamanan pengunjung.

Taman Cadika Kota Medan dapat dianalisis melalui berbagai teori yang mendasari pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) dalam konteks perkotaan. Secara ekologis, taman ini berfungsi sebagai paru-paru kota yang membantu menyerap polusi udara, menghasilkan oksigen, serta menjaga suhu lingkungan yang nyaman, sesuai dengan teori ekologi perkotaan. Selain itu, berdasarkan teori psikologi lingkungan, taman ini memberikan dampak positif pada kesehatan mental masyarakat dengan menyediakan ruang untuk rekreasi, relaksasi, dan interaksi sosial yang mendukung kesejahteraan psikologis. Dari segi perencanaan wilayah dan kota, Taman Cadika mencerminkan prinsip tata ruang yang mengintegrasikan fungsi rekreasi, edukasi, dan konservasi dalam satu area, menciptakan ruang publik yang multifungsi dan inklusif. Terakhir, berdasarkan teori keberlanjutan, taman ini dikelola dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dan keberlanjutan, seperti penggunaan fasilitas ramah lingkungan dan pemeliharaan vegetasi lokal, yang mendukung tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Medan.

Dari sudut pandang kehutanan, Taman Cadika Kota Medan memiliki potensi besar untuk mendukung konservasi alam serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati. Sebagai ruang terbuka hijau yang mengintegrasikan unsur alam dan rekreasi, taman ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bersantai, tetapi juga sebagai area untuk memperkenalkan konsep kehutanan yang berkelanjutan kepada masyarakat urban. Keberadaan hutan mini di dalam taman, yang menggambarkan ekosistem alami dengan berbagai jenis tanaman lokal, menjadi elemen edukatif yang penting untuk mengajarkan pengunjung mengenai peran hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, taman ini dapat berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida melalui vegetasi yang ada, yang mendukung prinsip-prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan. Aktivitas rekreasi seperti berjalan-jalan di jalur hijau, bersepeda, atau bahkan berkegiatan di area hutan mini juga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga keberadaan hutan di luar kawasan hutan lindung dan konservasi. Taman Cadika, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi contoh nyata bagaimana ruang terbuka hijau perkotaan dapat menggabungkan unsur kehutanan dengan kebutuhan sosial dan rekreasi, serta mendukung upaya pelestarian alam di tengah pesatnya pembangunan kota.

Setelah insiden ambruknya jembatan di Taman Cadika Medan, Pemerintah Kota Medan segera mengambil langkah cepat untuk memastikan keamanan pengunjung dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Area jembatan yang ambruk langsung ditutup dan dipasangi garis polisi untuk menghindari akses publik ke lokasi berbahaya. Pemerintah juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab insiden, yang diketahui terjadi akibat kelebihan kapasitas pengunjung di atas jembatan. Sebagai solusi jangka panjang, pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki dan merancang ulang jembatan dengan standar keamanan yang lebih baik. Selain itu, pengawasan di Taman Cadika akan ditingkatkan, dan edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya mematuhi aturan keselamatan, seperti kapasitas maksimal jembatan, akan digencarkan. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan fasilitas taman tetap aman dan nyaman bagi seluruh pengunjung.

Taman Cadika Kota Medan, sebagai ruang terbuka hijau yang baru direvitalisasi, memiliki potensi besar untuk mendukung konservasi alam, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan, serta memberikan manfaat sosial dan rekreasi. Dari sudut pandang kehutanan, taman ini berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyerap polusi, memperkenalkan konsep kehutanan melalui hutan mini, dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai keberlanjutan lingkungan. Dengan fasilitas yang lengkap dan ramah anak, taman ini juga memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental pengunjung. Pengelolaan taman yang mengintegrasikan prinsip-prinsip kehutanan yang berkelanjutan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam, menjadikan Taman Cadika sebagai contoh yang baik untuk ruang publik yang menyatu dengan alam dan mendukung kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat perkotaan.

Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pekerja Sosial Internasional dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kesos.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Related posts

Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Belajar Strategi Pemasaran Jasa Pengiriman Paket PT POS Indonesia Kantor Cabang Utama Medan Selama Magang

redaksi

Inovasi Bioetanol Padat dari Kulit Durian: Solusi Energi Ramah Lingkungan

redaksi

Jelajahi Nusantara di Timur Jawa Dwipa Melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Airlangga

redaksi